Janji Perangi Populisme Islam, Agama Menag Dipertanyakan

Senin 28-12-2020,12:05 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

JAKARTA- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pihaknya tidak akan membiarkan populisme Islam berkembang di Indonesia. Populisme merupakan usaha untuk menggiring agama menjadi norma konflik. "Agama dijadikan norma konflik itu dalam bahas ekstremnya, siapapun yang berbeda keyakinannya, maka dia dianggap musuh dan karenanya harus diperangi. Istilah kerennya itu populisme islam," ujar Gus Yaqut dalam sebuah acara webinar lintas agama, Ahad (27/12) kemarin. Menang bilang, pihaknya akan terus berusaha memerangi populisme Islam di tanah air agar tidak terus membesar. "Dan saya tidak ingin, kita semua, tentu saja tidak ingin populisme islam ini berkembang luas sehingga kita kewalahan memeranginya," lanjut Ketua GP Ansor ini. Menanggapi itu, Ketua Umum Rekonsiliasi Masyarakat (Rekat), Eka Gumilar mempertanyakan maksud populisme Islam yang disebut Menag Yaqut. Bagi dia, Menag seharunya adil sebab seolah Islam yang hanya dikhawatirkan. "Memang tidak ada populisme agama lain? Kenapa lebih mengawasi dan mengkhawatirkan Islam yang memang disini sudah besar dan terbesar? Mari adil," tulis Eka Gumilar di twitternya, Senin (28/12). Politikus Partai Gerindra ini juga menanyakan agama Yaqut. "Agama Menag sendiri apa?" katanya. Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon juga menanggapi pernyataan Menag Yaqut tersebut. Fadli mengajak Yaqut membuka ruang debat untuk membahas soal populisme Islam. "Ayo kita berdebat di ruang publik apa itu “populisme”, “populisme Islam” dan apa urusannya Menag ngurusi ini. Apa tupoksinya?" kata Fadli Zon. (dal/fin). 

Tags :
Kategori :

Terkait