Cari Tahu Penyebab Rep Repan Secara Medis, Apakah Benar Kita Sedang Ketindihan Genderuwo?

Minggu 02-04-2023,11:25 WIB
Reporter : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

Penyebab Rep Repan - Terkadang kita merasakan saat tidur dan ingin bangun, berada dalam keadaan setengah sadar namun sulit untuk menggerakkan tubuh. 

Banyak orang yang kemudian menganggap bahwa kondisi itu disebut ketindihan makhluk halus Genderuwo atau rep repan. .

Ketindihan digambarkan dengan kondisi tubuh kaku tidak dapat bergerak namun tubuh dan pikiran menyadari bahwa Anda sudah bangun tidur.

Lalu, apakah fenomena rep repan itu benar adanya? Ternyata, rep repan bisa dijelaskan secara medis lho. 

BACA JUGA:

  1. Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa? Berikut Hukumnya dalam Islam
  2. Guru Besar Unair: Belum Ada Fakta Virus Flu Burung Bisa Menular ke Sesama Manusia

Aktivis Kesehatan dan Media Sosial, dr. Tirta Mandira Hudhi menjelaskan, rep repan sebenarnya tidak ada. Kondisi yang seolah-olah menggambarkan seseorang "ditindih" makhluk halus itu sebenarnya merupakan hal yang ilmiah. 

"Itu namanya sleep paralysis, ketika kita tidur gak nyenyak terus otak kita terbangun tapi badan kita belum siap, itu biasanya 15 menit, bukan ketindihan Genderuwo," ujar dr. Tirta dalam tayangan video di akun Instagram @pengpengpeng and dr.tirta, sebagaimana dilihat Fin.co.id, Minggu 2 April 2023. 

Ia memastikan bahwa rep repan yang disebut "ketindihan" Genderuwo adalah mitos belaka. 

"Ketindihan atau sleep paralysis adalah kondisi ketika seseorang masuk dalam transisi dari terjaga ke tahap tidur, yang menyebabkan seseorang menjadi tidak bisa bergerak," jelas dr.Tirta dalam kolom caption. 

BACA JUGA:

  1. Wajib Baca! Penderita Ginjal Kronik Jangan Asal Konsumsi Obat Herbal
  2. Kemenkes: Penyakit Ginjal Kronik Mulai Bergeser ke Usia Produktif Didominasi Laki-Laki

Penyebab Seseorang Mengalami Rep Repan

Dikutip dari Klikdokter.com, penyebab utama rep repan pada dasarnya disebabkan karena proses sinkronisasi otak dan tubuh yang sempat terganggu sewaktu tidur.

Dalam keadaan tidur, terdapat dua fase utama yang terjadi, yaitu fase rapid eye movement (REM) dan non-rapid eye movement (NREM). Saat tidur, sebagian besar tubuh Anda akan berada di dalam fase NREM.

Pada fase tersebut, tubuh dalam keadaan rileks. Sementara itu pada fase REM, tubuh dalam keadaan rileks tetapi mata bergerak dengan cepat. Pada kondisi peralihan dari fase NREM  dan REM, kadang seseorang terbangun dari tidurnya.

Nah, pada saat ia terbangun dalam kondisi peralihan ini, otaknya masih dalam keadaan tidur, seluruh ototnya juga masih lumpuh karena masih dalam keadaan rileks. Alhasil, Anda akan merasakan gejala ketindihan seperti tersadar dengan kondisi badan tidak bisa bergerak.

Kategori :