Jenny Mie

Minggu 13-11-2022,06:40 WIB
Reporter : Tiyo Bayu Nugro
Editor : Tiyo Bayu Nugro

Menu lainnya: kerupuk sagu warna  putih, tipis, renyah, gurih.

BACA JUGA:Berpacu Waktu

Warna-warna mie itu dibuat sebagai daya tarik tambahan. Juga khasiat imbuhan. Kuning dari kunyit, pink dari buah naga, merah dari buah merah Papua, hijau dari PKB –saya hanya ingat hijau itu PKB.

Jenny tidak berhenti di mie. Dia juga membuat makaroni sagu. Dia lagi meneliti bagaimana macaroni sagu bisa untuk makanan tahan lama. Yakni lewat teknologi pangan yang termodern. Bisa juga untuk jemaah haji atau umrah.

Saya diberi contoh hasil uji coba itu. Tapi perut saya tidak kuat lagi. Saya pun dengan setengah riya' minta agar contoh itu bisa saya bawa pulang. Saya yakin cucu-cucu saya bisa mengikuti petunjuk pemakaian yang tertera di kotak itu.

Saya akan makan ramai-ramai sekeluarga. Sekalian menjelaskan apa itu sagu. Agar mereka tahu bahwa di dunia ini tidak hanya ada Blackpink.

BACA JUGA:Toilet Muda

Intinya: di dalam boks itu ada tiga sachet. Yakni sachet makaroni, sachet bumbu, dan satu sachet lagi jangan dimakan. Itu sachet yang bisa menggantikan api. Setelah dibuka harus ditaruh di bagian paling bawah boks. Di atas itu ditaruh seperti mangkuk segi empat. Sachet makaroni dan bumbu dibuka. Isinya ditaruh di mangkuk tadi. Terakhir: ditutup.

Sesaat kemudian boks itu panas sendiri. Isinya mendidih. Makaroni pun masak. Panas. Enak dimakan –mestinya. Saya akan coba Minggu hari ini, kalau cucu-cucu tidak sibuk main basket.

Keesokan malamnya saya ke Sagolisious lagi. Ingin melengkapi wawancara dengan Jenny. Perut saya lagi kenyang. Baru saja makan durian cukup banyak –tidak jauh dari situ. 

Saya tidak mau ada lima mangkuk mie sagu lagi. Maka Jenny pilihkan saya satu menu saja: mie dingin yang diberi es batu. Ups, dua menu, dengan kerupuk sagu putih yang saya sudah tahu.

BACA JUGA:Menghitung Hari

Awalnya saya agak ragu menerima tawaran mie dingin. Pakai es pula. Tapi saya ingat: mie sejenis itulah makanan yang paling saya suka selama di Korea Utara sebelum Covid lalu. Seger. Kuahnya berasa.

Saya tunggu saja: seperti apa mie dingin ala Sagolisiousnya Jenny ini. Begitu disajikan saya berteriak di dalam hati: Oh, tidak pakai telur rebus. Beda dengan yang di Pyongyang. Jangan-jangan rasanya juga beda.

Horeeee ternyata tidak beda. Sama enaknya. Sama segarnya. Mie dingin itu pun segera bertempur dengan durian di dalam perut saya.

Kategori :

Terkait

Sabtu 18-05-2024,06:00 WIB

Untung Siksa

Jumat 17-05-2024,06:00 WIB

Lia Ahok

Kamis 16-05-2024,06:00 WIB

Lia Simple

Selasa 14-05-2024,06:00 WIB

Lia Camino

Minggu 12-05-2024,06:00 WIB

James Today