Bus Kurnia

Rabu 07-09-2022,06:00 WIB
Reporter : Afdal Namakule
Editor : Afdal Namakule

Sejak SMP, Kurnia sudah lebih senang ''sekolah'' di bus. Ia ikut perjalanan jauh Bengkulu-Jakarta. Dan ke mana saja bus ayahnya berkelana. Syukurlah di Jakarta Kurnia sempat  lulus STM.

Mengapa bus Bengkulu ini bernama Siliwangi? 

Zaman itu di penyeberangan Merak-Bakauheni begitu banyak preman. Dalam persaingan antarpreman pun yang kalah pengusaha. Apalagi banyak oknum di dalam preman itu.

Ayah Kurnia cari godfather. Ia pernah menjadi sopir Jenderal Himawan Sutanto. Sudah seperti keluarga. Ketika sang jenderal tugas ke luar negeri pun Kurnia ditawari ikut serta.

Kelak, ketika sang ayah sudah menjadi pengusaha bus, hubungan baik itu sangat berguna. Ia mengadu soal perpremanan di Merak-Bakauheni.

"Beres," ujar Sang jenderal. "Bilang saja bus itu milik saya," tambahnya.

Tidak hanya kata-kata. Sang jenderal juga menulis oret-oret: jangan ada yang ganggu bus-bus miliknya.

Himawan lantas meminta agar bus itu ditambah kata Siliwangi di depan nama lamanya. Himawan adalah Pangdam Siliwangi. Jadilah Siliwangi Antar Nusa (SAN). Tanpa sang jenderal benar-benar memilikinya. Sampai sekarang.

Bus Siliwangi pun tidak disentuh preman. Kurnia menjaga perusahaan itu sebagai generasi kedua. Perubahan demi perubahan ia lakukan. 

Salah satu perubahan pelayanan ''zaman baru'' adalah begini: misalkan bus itu mogok. Lalu dipinggirkan. Penumpang tidak perlu berlama-lama berdiri di pinggir jalan yang pengap. Perusahaan mendatangkan mobil jemputan. Penumpang diangkut ke tempat yang layak. Bisa ke fasilitas umum, ke masjid atau depot terdekat. Atas biaya perusahaan.

AC adalah mutlak. Tempat duduk yang bisa dideglakkan juga wajib. Plus toilet. Video. Jangan sampai tidak ada: colokan listrik untuk charging handphone.

Meski bukan yang terbesar, Kurnia dipilih menjadi ketua umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI). Anggotanya adalah generasi kedua para pengusaha bus. Mereka membangun website. Mereka menjadi satu network yang saling mendukung.

Di dalam IPOMI (berdiri tahun 2012), tergabung sekitar 30 pengusaha muda. Yang terbesar adalah Sinar Jaya: 1.200 bus. Ada lagi nama Rosalia Indah, Gra Mas, dan NPM. Bus mereka kisaran 200 sampai 400 buah.

Ketika menyebut nama NPM dahi saya mengerut. Saya seperti sering melihat bus dengan nama itu. Saya penasaran. Singkatan apa NPM itu. Ternyata itu sebuah seruan: Naikilah Perusahaan Minang. Lupakan kenaikan harga BBM –kalau bisa. (*)

 

Kategori :

Terkait

Jumat 17-05-2024,06:00 WIB

Lia Ahok

Kamis 16-05-2024,06:00 WIB

Lia Simple

Selasa 14-05-2024,06:00 WIB

Lia Camino

Minggu 12-05-2024,06:00 WIB

James Today

Sabtu 11-05-2024,06:00 WIB

James Camino