Resesi Global Menghantui, Harga Minyak Dunia Turun Lagi ke Kisaran USD 100 Per Barel

Kamis 07-07-2022,06:48 WIB
Reporter : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

UBS mengutip berbagai alasan, termasuk "penurunan perdagangan minyak sebagai lindung nilai inflasi, dolar AS yang lebih kuat,  hedge fund  yang bereaksi terhadap momentum harga minyak negatif, lindung nilai produsen, dan kekhawatiran pembatasan mobilitas terbaru di China."

Dengan Federal Reserve (The Fed) diperkirakan terus menaikkan suku bunga,  open interest  di minyak berjangka WTI turun pekan lalu ke level terendah sejak Mei 2016 karena investor mengurangi aset berisiko.

"Ada kekhawatiran yang tidak dapat disangkal tentang kehancuran permintaan akibat resesi, ditambah,  open interest  WTI di posisi terendah multi-tahun menciptakan sedikit krisis likuiditas," kata Robert Yawger, Direktur Mizuho.

(BACA JUGA:7 Ciri Orang Alami Kecemasan Finansial akibat Paylater dan Pinjaman Online)

Kepala Dana Moneter Internasional mengatakan prospek ekonomi global telah "gelap secara signifikan" sejak April dan dia tidak dapat mengesampingkan kemungkinan resesi global tahun depan, mengingat risiko yang meningkat.

Lowongan kerja di Amerika turun kurang dari ekspektasi pada Mei, menunjuk ke pasar tenaga kerja yang masih ketat, yang dapat mendorong Federal Reserve mengetatkan kebijakan lebih agresif di tengah upaya menurunkan inflasi ke target 2 persen.

Harga minyak juga terpukul oleh melonjaknya dolar AS, yang mencapai level tertinggi hampir 20 tahun, terhadap sekeranjang rival utamanya, membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Di China, importir minyak terbesar dunia, pasar khawatir bahwa penguncian Covid-19 yang baru dapat memangkas permintaan.

(BACA JUGA:Sulitnya Memberantas Investasi 'Bodong', Ditutup Satu Muncul Seribu)

Impor minyak mentah China dari Rusia pada Mei melambung 55 persen dari tahun sebelumnya ke level rekor. Rusia menggantikan Arab Saudi sebagai pemasok utama, dengan penyulingan mengambil pasokan yang didiskon karena negara-negara Barat memberi sanksi kepada Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Lebih lanjut menekan harga minyak, Equinor ASA mengatakan semua ladang minyak dan gas yang terkena dampak aksi mogok di sektor perminyakan Norwegia diperkirakan kembali beroperasi penuh dalam beberapa hari. 

Kategori :