Sore di Kraton Kacirebonan terasa begitu hangat. Di antara tembok putih peninggalan raja, aroma nasi bogana berpadu dengan wangi teh poci yang mengepul.
Pawon Bogana bukan sekadar tempat makan, ia adalah ruang di mana cita rasa, sejarah dan suasana klasik Kota Cirebon bertemu dalam satu meja.
Tuahta Aldo - Cirebon
Bicara soal Cirebon, Jawa Barat, tidak bisa lepas dari kulinernya. Mulai dari empal gentong, nasi jamblang, nasi lengko, hingga mie koclok.
Pewarta fin.co.id coba mengulik kekayaan kuliner dari kota berjuluk 'Kota Udang' di sisi pesisir utara, Jawa Barat.
Di balik deretan tempat makan kuliner khas yang sudah sangat terkenal dari Kota Cirebon, terdapat salah satu nama yang menjadi 'Warna Baru' Kota Cirebon.
Sabtu 1 November 2025 , fin.co.id memutuskan menuju Kraton Kacirebonan sekitar pukul 15.00 WIB. 'Pawon Bogana' jadi tujuan utama, untuk menikmati kuliner Cirebon.
Ditemani Figina Hardiantie yang memang juga orang asli Cirebon, kami berdua selalu wisata kuliner jika pulang ke kampung halaman.
Sore itu merupakan hari ke-3 saya berada di Cirebon, setelah sebelumnya kami beraktivitas bersama keluarga dan sempat menghadiri beberapa undangan.
Sekira pukul 16.00 WIB, kami tiba di Kraton Kacirebonan, salah satu dari tiga kraton di Cirebon yang sudah berdiri sejak 1808 dan masih eksis hingga saat ini.
Sebelum masuk ke Pawon Bogana, kita akan melewati dua benteng besar berwarna putih. Pelindung bangunan Kraton Kacirebonan, yang memiliki luas tanah 5 hektare.
Tembok Kraton Kacirebonan (Tuahta Aldo / fin.co.id)
Kami langsung disambut petugas untuk membayar tiket parkir mobil Rp 10.000, serta langsung diarahkan ke Pawon Bogana, tempat kami akan menikmati kuliner khas Cirebon.
"Untuk karcis Rp 10.000 saja mas sudah sekalian parkir, untuk kenang-kenangan bisa mencoba photo box yang ada di sebelah pintu masuk," ungkap pengurus sekaligus pemandu Kraton Kacirebonan, Bobby kepada fin.co.id ditemui di lokasi.
