fin.co.id - 3I/ATLAS merupakan komet antarbintang ketiga yang pernah terdeteksi melintasi Tata Surya. Penemuan ini dilakukan oleh sistem pengamatan ATLAS (Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System).
Nama “3I/ATLAS” memiliki makna tersendiri: angka “3” menandakan bahwa ia adalah objek antarbintang ketiga yang pernah ditemukan, huruf “I” berarti interstellar atau “antarbintang”, dan “ATLAS” diambil dari nama teleskop yang menemukannya.
Berbeda dengan komet biasa yang terikat oleh gravitasi Matahari, 3I/ATLAS datang dari luar Tata Surya dan akan kembali meninggalkan sistem kita setelah melintasi lintasan hiperbolik.
Asal Usul Komet 3I/ATLAS
Komet ini berasal dari luar Tata Surya, menjadikannya salah satu objek langka yang dapat memberikan informasi penting mengenai kondisi dan bahan penyusun sistem bintang lain di galaksi.
Dengan lintasannya yang tidak terikat pada Matahari, 3I/ATLAS dikategorikan sebagai objek antarbintang sejati.
Penemuan oleh Sistem ATLAS
3I/ATLAS ditemukan pada 1 Juli 2025 melalui observatorium ATLAS di Chili. Sistem ini memang dirancang untuk mendeteksi asteroid dan komet yang berpotensi mendekati Bumi.
Penemuan 3I/ATLAS menjadi pencapaian penting dalam dunia astronomi, karena menambah daftar objek antarbintang yang berhasil diamati setelah 1I/‘Oumuamua dan 2I/Borisov.
Karakteristik dan Struktur Komet
Komet 3I/ATLAS tergolong sebagai komet aktif, artinya ia memiliki inti padat yang tersusun dari campuran es dan batuan.
Saat mendekati Matahari, panas yang diterimanya membuat es menguap dan membentuk koma, yaitu awan gas dan debu yang mengelilingi inti komet.
Fenomena ini menciptakan tampilan khas yang biasa kita lihat pada komet di langit malam.
Pentingnya Studi Terhadap 3I/ATLAS
Sebagai objek antarbintang ketiga yang terkonfirmasi, penelitian terhadap 3I/ATLAS sangat penting bagi ilmu astronomi modern.
Melalui pengamatan terhadap komposisi kimia dan perilaku komet ini, para ilmuwan dapat memperoleh wawasan baru tentang proses pembentukan sistem bintang di luar Tata Surya, sekaligus menelusuri kemungkinan adanya bahan dasar kehidupan di bagian lain galaksi.