Opini . 24/10/2025, 10:31 WIB

Indonesia Tidak Perlu Takut Dibanned Olimpiade Gegara Menolak Israel, Pasti Ada Solusi

Penulis : Khanif Lutfi
Editor : Khanif Lutfi

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

Hari-hari ini Dunia Olahraga Indonesia bisa disebut berpotensi dapat mengalami Turbulensi, pasca Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menyatakan bahwa pemerintah tidak akan memberikan visa kepada atlet Israel yang hendak mengikuti 2025 World Artistic Gymnastics Championships di Jakarta pada 19–25 Oktober 2025 yad.

Kebijakan yang dilakukan Kamis, 09/10/2025 lalu beralasan bahwa adanya sikap politik luar negeri Indonesia yang memang dikenal tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai Israel mengakui kemerdekaan Palestina. Sehari kemudian (Jumat, 10/10/2025) dikonfirmasi bahwa visa enam atlet Israel telah dibatalkan oleh Pemerintah Indonesia, sehingga mereka dipastikan gagal tampil di kejuaraan dunia senam tersebut. Nama-nama atlet yang disebut termasuk Artem Dolgopyat dan lainnya.

Kronologi selanjutnya adalah Selasa 14/10/2025 Court of Arbitration for Sport (CAS) menolak permohonan sementara yang diajukan oleh Israel Gymnastics Federation (IGF) agar atlet mereka bisa berpartisipasi atau agar kejuaraan dipindah dari Indonesia dan disusul empat hari kemudian, Sabtu 18/10/2025, IOC menyatakan “keprihatinan besar” atas keputusan Indonesia menolak visa bagi atlet Israel, mengutip pelanggaran terhadap nilai-nilai Olimpiade: non-diskriminasi, netralitas politik, kebebasan partisipasi atlet.

Perkembangan selanjutnya, Rabu kemarin 22/10/2025 IOC mengumumkan: mereka menghentikan “segala bentuk dialog” dengan KOI / Komite Olimpiade Indonesia terkait pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah event Olimpiade atau Youth Olympics, hingga Indonesia memberikan jaminan bahwa semua peserta (tanpa memandang kewarganegaraan) akan diizinkan masuk. Selain itu, IOC merekomendasikan federasi olahraga internasional untuk tidak menggelar event di Indonesia sementara jaminan tersebut belum diterima.

Pemerintah Indonesia kemudian menyatakan memahami konsekuensi dari keputusannya, sementara IOC menyebut bahwa jika Indonesia tidak memenuhi jaminan akses tanpa diskriminasi, maka Indonesia tidak akan bisa menjadi tuan rumah kejuaraan dunia, Olimpiade, atau Youth Olympics di masa depan. Federasi Senam Internasional (International Gymnastics Federation / FIG) mengakui bahwa keputusan Indonesia menolak visa ini “mungkin melanggar” Piagam IOC atau statuta FIG, tetapi menyebut kondisi “force majeure” (keadaan luar biasa) terkait keamanan sebagai dasar justifikasi.

Meski demikian, hingga saat ini secara de facto dan de jure memang belum muncul informasi bahwa atlet Indonesia dilarang mengikuti Olimpiade atau bahwa Indonesia di-“banned” secara penuh oleh IOC dari Olimpiade. Yang ada adalah sanksi penundaan/penahanan dialog dan rekomendasi agar federasi tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah event besar sudah mulai terdengar dikampanyekan di dunia olahraga internasional.

Sebenarnya kasus Olahraga yang didalamnya melibatkan Israel ini bukan kali pertama yang dialami Indonesia, karena 63 (enam puluh tiga) tahun lalu, tepatnya pada tahun 1962 saat Asian Games IV yang digelar di Jakarta, Indonesia sudah juga menolak memberikan visa kepada delegasi Israel (dan Taiwan) sebagai bentuk solidaritas terhadap negara-muslim dan negara komunis. Akibatnya Indonesia kemudian diskors oleh IOC dan tak ikut Olimpiade 1964. Sesudah itu rasanya baru kemarin juga terjadi peristiwa Pembatalan event Piala Dunia U-20 di Indonesia dua tahun lalu (2023), dimana event FIFA U-20 World Cup 2023 di Indonesia yang rencana waktu pelaksanaan: 20 Mei s.d 11 Juni 2023 dibatalkan oleh: FIFA, pada 29/03/2023.

Detailnya, meski sebenarnya Indonesia sudah ditunjuk menjadi tuan rumah sejak tahun 2019, mengalahkan Brasil dan Peru, namun karena event ini rencana diikuti oleh 24 tim, termasuk Tim Nasional Israel U-20 yang lolos dari zona Eropa (UEFA) dan kehadiran Israel memicu penolakan dari beberapa pihak di Indonesia, termasuk sejumlah ormas, tokoh masyarakat, dan dua gubernur (Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster), maka drawing (pengundian grup) yang rencana sebelumnya dilakukan di Bali pada 31/03/2023 dibatalkan FIFA dan Turnamen ini akhirnya dipindahkan ke Argentina.

Alhamdulillahnya di tahun 2023 tersebut juga (tidak lama setelah ada kejadian pembatalan U-20 diatas), FIFA malahan menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 menggantikan Peru yang dianggap tidak siap secara infrastruktur. Turnamen U-17 ini berlangsung lancar pada 10 November s.d 2 Desember 2023, tanpa kontroversi Israel, karena Israel tidak lolos ke Piala Dunia U-17, sehingga tidak ada penolakan apapun dari masyarakat sebagaimana U-20 sebelumnya.

Kesimpulannya, sebagaimana kejadian unik "pergantian" Turnamen Piala Dunia U-20 dengan U-17 tahun 2023 dua tahun lalu diatas, InshaaAllah selalu akan ada Jalan terbaik yang bisa diambil, baik oleh Indonesia, IOC maupun oleh Sang Pencipta. Beberapa contoh kasus event di negara lain (2017 Judo di UEA, 2018 Catur di Tunisia, 2019 Squash di Malaysia dsb) bisa menjadi contoh bahwa Indonesia tidak sendirian dalam bersikap seperti ini. Tetap tegar bela Kemerdekaan Palestina, #AdiliJkW dan #MakzulkanFufufafa ...

Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes - Menpora RI ke-11 2013-2014 - Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen - Jakarta, Kamis 23 Oktober 2025

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com