fin.co.id - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) resmi mengubah identitas bisnisnya dari “Biomassa” menjadi “Bioenergi”. Langkah ini menandai transformasi strategis perusahaan dalam memperkuat perannya sebagai penjaga rantai pasok energi hijau nasional sekaligus motor utama transisi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menegaskan bahwa perubahan ini bukan sekadar soal nama, tetapi cerminan paradigma baru dalam melihat energi terbarukan secara lebih menyeluruh. “Selama ini biomassa sering diasosiasikan dengan limbah dan isu deforestasi. Melalui rebranding menjadi bioenergi, kami ingin memperluas pandangan bahwa energi hijau bisa tumbuh dari ekosistem berkelanjutan, mulai dari biogas, hidrogen hijau, hingga kemitraan dengan desa dan industri,” ujarnya.
Rakhmad menyebut, PLN EPI kini berfokus membangun ekosistem bioenergi yang berkelanjutan dan terintegrasi. Berdasarkan roadmap pengembangan energi hijau, pada tahun 2030 PLN EPI menargetkan suplai 10 juta ton biomassa, 2.957 BBTU biogas, serta mendukung dedieselisasi 16,2 MW di berbagai wilayah Indonesia. Upaya ini diharapkan mampu menekan emisi karbon hingga 14 juta ton CO₂eq, atau setara 4 persen dari target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) sektor ketenagalistrikan 2030.
Sementara itu, Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menilai transformasi menuju bioenergi merupakan hasil evaluasi dari capaian PLN EPI selama tiga tahun terakhir. Ia menjelaskan bahwa pasar bioenergi memiliki potensi besar, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. “Di Indonesia, pelet kayu masih digunakan untuk cofiring pembangkit listrik. Di luar negeri, komoditas ini justru dimanfaatkan untuk pemanas rumah tangga dan industri makanan. Ini menunjukkan peluang bioenergi yang sangat luas,” kata Hokkop.
Selain itu, PLN EPI juga tengah mengembangkan model waste-to-energy dan biogas berbasis kemitraan dengan koperasi serta perkebunan lokal. Inovasi ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan listrik desa sekaligus menekan emisi karbon secara signifikan.
“PLN EPI telah memasok sekitar 1,6 juta ton biomassa, angka terbesar di antara perusahaan sejenis. Namun untuk melangkah lebih jauh, kami perlu mengubah cara pandang. Bioenergi bukan lagi soal limbah, tetapi energi modern yang efisien dan bersih. Kami ingin menempatkan bioenergi sejajar dengan batu bara dan gas sebagai sumber energi nasional,” jelasnya.
Melalui rebranding ini, PLN EPI tidak hanya menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memperluas peran sebagai penggerak ekonomi hijau yang menghubungkan inovasi, teknologi, dan pemberdayaan lokal. Dengan strategi tersebut, PLN EPI berambisi menjadikan bioenergi sebagai fondasi utama transisi energi Indonesia di masa depan. (*)