Mitos Cabut Gigi Sebabkan Kebutaan? Ini Penjelasan Dokter Gigi

fin.co.id - 21/09/2025, 16:56 WIB

Mitos Cabut Gigi Sebabkan Kebutaan? Ini Penjelasan Dokter Gigi

Ilustrasi Cabut Gigi - Halodoc -

Intinya:

  1. Mitos cabut gigi menyebabkan kebutaan tidak benar

    Menurut Ketua PB PDGI drg. Usman Sumantri, pencabutan gigi tidak berhubungan langsung dengan saraf optik penyebab kebutaan.

  2. Infeksi gigi harus ditangani sebelum pencabutan

    Dokter biasanya memberi antibiotik agar bakteri tidak menyebar ke pembuluh darah sebelum tindakan pencabutan dilakukan.

  3. Risiko cabut gigi berbeda dengan kebutaan

    Risiko nyata adalah infeksi, perdarahan, atau mati rasa sementara, tetapi hal itu bisa dicegah bila prosedur dilakukan oleh dokter gigi profesional.

fin.co.id – Mitos seputar kesehatan gigi masih sering beredar di masyarakat. Salah satu yang cukup populer adalah anggapan bahwa mencabut gigi, khususnya gigi bagian atas, bisa memicu kebutaan. Keyakinan ini membuat sebagian orang enggan pergi ke dokter gigi meskipun sudah mengalami nyeri hebat. Lantas, benarkah cabut gigi berisiko membuat penglihatan hilang?

Asal Usul Mitos Cabut Gigi dan Kebutaan

Mitos ini muncul karena letak gigi rahang atas yang berdekatan dengan mata. Banyak orang percaya, kerusakan atau pencabutan gigi di area tersebut dapat berdampak langsung pada organ penglihatan. Namun, penjelasan medis justru menyatakan hal yang berbeda.

Penjelasan Dokter Gigi

Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), drg. Usman Sumantri, menegaskan bahwa anggapan cabut gigi bisa menyebabkan kebutaan adalah tidak benar. Menurutnya, kemungkinan bakteri dari gigi yang terinfeksi masuk ke pembuluh darah memang ada, tetapi risikonya kecil dan tidak secara langsung memicu kebutaan.

“Kalau gigi sedang infeksi, terutama di rahang atas, ada kemungkinan bakteri masuk ke pembuluh darah. Tapi apakah itu otomatis membuat kebutaan? Belum tentu. Kemungkinannya sangat kecil,” jelasnya di Jakarta, Minggu (21/9/2025).

Pahami Perbedaan Jaringan Saraf

drg. Usman menambahkan, kebutaan disebabkan oleh gangguan pada nervus optikus, saraf khusus yang menghubungkan retina dengan otak. Kerusakan pada saraf ini biasanya terjadi akibat glaukoma, stroke, atau trauma kepala, bukan karena pencabutan gigi.

Itulah sebabnya dokter gigi biasanya memberikan antibiotik terlebih dahulu jika gigi masih dalam kondisi meradang. Langkah ini bertujuan mencegah penyebaran bakteri sebelum proses pencabutan dilakukan. “Karena itu dokter tidak mau langsung mencabut gigi yang sedang sakit. Diberi antibiotik dulu supaya aman,” katanya.

Risiko Nyata Pencabutan Gigi

Meski tidak menyebabkan kebutaan, pencabutan gigi tetap memiliki risiko jika tidak dilakukan dengan benar. Risiko yang mungkin terjadi antara lain infeksi, perdarahan, atau kerusakan saraf di sekitar gigi yang bisa memicu mati rasa sementara. Namun, risiko ini sangat kecil jika prosedur dilakukan oleh dokter gigi berpengalaman di fasilitas dengan standar kebersihan baik.

Pentingnya Edukasi Kesehatan Gigi

Banyaknya mitos seputar perawatan gigi muncul karena kurangnya edukasi masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut. drg. Usman menegaskan pentingnya mendapatkan informasi dari sumber terpercaya. “Jangan menunda perawatan gigi hanya karena takut mitos. Rasa sakit pada gigi adalah tanda masalah serius yang harus segera diatasi,” tutupnya.

Dengan pemahaman yang benar, masyarakat diharapkan tidak lagi ragu memeriksakan diri ke dokter gigi. Penanganan yang tepat akan mencegah infeksi semakin parah dan menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. (Hasyim Ashari)

Sigit Nugroho
Penulis