Obat Baru Atasi Asam Lambung, P-CAB Diklaim Lebih Cepat dan Tahan Lama Dibanding Terapi Lama

fin.co.id - 14/08/2025, 20:35 WIB

Obat Baru Atasi Asam Lambung, P-CAB Diklaim Lebih Cepat dan Tahan Lama Dibanding Terapi Lama

Chief Medical Officer PT Daewoong Pharmaceutical Indonesia, Stella Melisa - Sigit Nugroho -

fin.co.id - Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami masyarakat Indonesia. Kini, penanganannya memasuki babak baru dengan hadirnya obat golongan Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB). Tiga jenis obat yang sedang menjadi sorotan adalah Fexuprazan, Vonoprazan, dan Tegoprazan. Kehadiran obat ini diklaim membawa harapan baru karena menawarkan efek kerja lebih cepat dan bertahan lebih lama dibanding terapi sebelumnya, yakni Proton Pump Inhibitor (PPI).

Terobosan Baru dalam Pengobatan GERD

Pada acara Daewoong Media Dialogue di Jakarta, Kamis, 14 Agustus 2025, para pakar kesehatan menegaskan bahwa P-CAB merupakan inovasi penting dalam penanganan GERD. Ketua PB Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia, Prof. Ari Fahrial Syam, menjelaskan bahwa mekanisme kerja P-CAB berbeda dari PPI yang selama ini digunakan secara luas. Jika PPI membutuhkan waktu tertentu untuk bekerja dan dipengaruhi oleh waktu makan, maka P-CAB bekerja lebih cepat, stabil, dan bisa digunakan kapan saja.

“P-CAB menghambat produksi asam lambung lebih cepat, efeknya tahan lama, dan tidak bergantung pada waktu makan. Pagi, siang, atau malam tetap efektif 24 jam,” ujar Prof. Ari.

Keunggulan Dibandingkan Terapi Lama

Hasil uji klinis di tiga rumah sakit besar di Jakarta menunjukkan bahwa Fexuprazan mampu meredakan gejala GERD hingga lima hari lebih cepat dibandingkan dengan PPI. Tak hanya itu, pasien yang menggunakan obat ini juga mengalami peningkatan kualitas hidup yang signifikan. Salah satu keunggulan penting lainnya adalah P-CAB tidak terpengaruh oleh faktor genetik yang memengaruhi metabolisme obat. Artinya, dosis yang diberikan cenderung seragam bagi semua pasien tanpa harus menyesuaikan kondisi genetika individu.

Perubahan Gaya Hidup Tetap Diperlukan

Meski P-CAB membawa harapan baru dalam terapi GERD, Prof. Ari mengingatkan bahwa keberhasilan pengobatan tetap membutuhkan dukungan dari gaya hidup sehat. Ia menyarankan pasien untuk berhenti merokok, menghindari alkohol, serta membatasi konsumsi makanan dan minuman yang dapat memicu asam lambung. Beberapa di antaranya adalah makanan berlemak, cokelat, keju, kopi, serta minuman bersoda.

Kolaborasi Daewoong Pharmaceutical di Indonesia

Daewoong Pharmaceutical, perusahaan farmasi asal Korea Selatan, aktif menggandeng para pakar medis di Indonesia untuk memastikan efektivitas Fexuprazan sesuai dengan karakteristik pasien lokal. Chief Medical Officer PT Daewoong Pharmaceutical Indonesia, dr. Stella Melisa, menegaskan bahwa peluncuran P-CAB ini merupakan bagian dari strategi global perusahaan dalam mendorong inovasi klinis.

“P-CAB menawarkan onset kerja cepat, durasi stabil, dan tidak bergantung makanan, menjadikannya solusi masa depan untuk terapi GERD,” kata dr. Stella.

Pilihan Terapi Modern untuk Pasien GERD

Kehadiran Vonoprazan, Tegoprazan, dan Fexuprazan yang saat ini menunggu izin edar resmi di Indonesia, memberi pasien lebih banyak pilihan terapi modern. Para ahli berharap, obat-obatan ini mampu mengurangi angka keluhan akibat GERD sekaligus mencegah komplikasi serius yang dapat muncul apabila penyakit tidak ditangani dengan tepat.

Dengan berbagai keunggulannya, P-CAB berpotensi menjadi standar baru dalam pengobatan asam lambung di Indonesia. Harapan besar disematkan pada obat ini agar pasien tidak hanya terbebas dari keluhan harian, tetapi juga memiliki kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.

Kehadiran obat golongan P-CAB menjadi babak baru dalam penanganan GERD di Indonesia. Efek kerja yang lebih cepat, durasi yang lebih lama, serta tidak terpengaruh oleh faktor genetik menjadikan obat ini pilihan menarik bagi pasien. Namun, para ahli tetap menekankan pentingnya perubahan gaya hidup agar hasil pengobatan lebih maksimal. (*)

Sigit Nugroho
Penulis