fin.co.id - Isu keamanan bahan kimia Bisfenol A (BPA) dalam kemasan plastik, khususnya galon air minum isi ulang, kembali mencuat ke permukaan. Riset ilmiah global terbaru memperingatkan bahwa lansia adalah kelompok paling rentan terhadap dampak negatif dari paparan senyawa kimia ini.
Apa Itu BPA dan Mengapa Berbahaya?
Bisfenol A atau BPA adalah senyawa kimia sintetis yang banyak digunakan dalam produksi plastik polikarbonat, termasuk kemasan galon air isi ulang. Meski penggunaannya telah lama diperdebatkan, penelitian terkini memberikan bukti kuat mengenai bahayanya bagi kesehatan lansia.
Siapa yang Melakukan Penelitian?
Riset ini merupakan kolaborasi ilmuwan dari sejumlah universitas ternama di Eropa, Amerika Utara, dan Asia. Fokus utama studi adalah efek paparan BPA dosis rendah hingga sedang pada kelompok usia lanjut, berbeda dari studi sebelumnya yang lebih menyoroti anak-anak dan wanita hamil.
Apa Dampak BPA pada Lansia?
Prof. Dr. Antonius Budi, toksikolog lingkungan dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa tubuh lansia secara alami mengalami penurunan fungsi metabolisme dan detoksifikasi. Akibatnya, BPA yang masuk ke tubuh cenderung lebih sulit dikeluarkan dan bisa menumpuk, menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
1. Gangguan Hormon
BPA dikenal sebagai pengganggu hormon (endocrine disruptor). Pada lansia, hal ini dapat memperburuk ketidakseimbangan hormon yang telah terjadi akibat proses penuaan, memengaruhi tiroid, metabolisme gula, dan hormon seks.
2. Penyakit Kronis
Paparan BPA dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan gangguan ginjal. Meski bukan penyebab utama, BPA mempercepat keparahan penyakit yang telah ada.
3. Penurunan Fungsi Otak
Indikasi awal riset juga menemukan bahwa BPA dapat mempercepat penurunan kognitif dan fungsi memori, meski diperlukan studi lanjutan untuk memastikan dampaknya terhadap degenerasi saraf.
4. Sistem Imun Melemah
Sistem kekebalan tubuh lansia yang sudah lemah bisa semakin menurun akibat paparan BPA, meningkatkan risiko terkena infeksi dan penyakit lainnya.
Kapan dan Bagaimana BPA Masuk ke Tubuh?
Sumber utama paparan BPA berasal dari penggunaan galon air minum isi ulang yang terbuat dari plastik polikarbonat. Meskipun BPA diklaim terikat kuat dalam struktur plastik, penelitian membuktikan bahwa senyawa ini dapat larut ke dalam air, terutama saat galon terpapar sinar matahari, panas, atau goresan akibat pemakaian berulang.
“Risiko akumulasi BPA menjadi signifikan mengingat lansia biasanya mengonsumsi air dalam jumlah besar setiap hari,” jelas Prof. Antonius.
Apa Tindakan yang Perlu Diambil?
Merespons temuan ini, para ahli menyerukan langkah konkret dari pemerintah dan industri. Ketua Yayasan Konsumen Sehat Indonesia (YKSI), Dr. Siti Nurhasanah, mendesak agar regulasi terhadap BPA diperketat dan produk yang mengandung BPA diberi label yang jelas.
“Edukasi publik tentang bahaya BPA dan pentingnya memilih kemasan alternatif yang lebih aman sangat diperlukan, terutama untuk keluarga yang memiliki anggota lansia,” tegasnya.
Mengapa Isu Ini Penting?
Dengan semakin tingginya ketergantungan masyarakat terhadap air minum kemasan, terutama galon isi ulang, penting bagi konsumen untuk memahami potensi risiko BPA. Kelompok lansia, sebagai bagian masyarakat yang paling rentan, harus mendapat perlindungan lebih dalam kebijakan kesehatan dan kemasan pangan. (Hasyim Ashari)