Catatan Dahlan Iskan . 04/05/2025, 05:17 WIB

Aamiiin KAI

Penulis : Ari Nur Cahyo
Editor : Ari Nur Cahyo

@Wilwa Tidak ada sejarah atau legenda matahari di kota Jogja. Orang dulu menamakan kota Jogja menjadi Rire (日惹) tidak berpikir ke arah "matahari yang menarik hari". Penamaan itu semata karena 2 huruf itu dalam Hokkien dibaca Jit Jua, yang terdengar menyerempet Jogja. Hal yang sama juga berlaku Batavia menjadi 巴城 (Hokkien: Pa Sia), Bandung jadi 萬隆 (Ban Long), Semarang jadi 三寶瓏 (Sam Po Long), dan kota² lain di Indo. Kalau Palembang jadi 巨港 (Ku Kang/Pelabuhan Raksasa), ini memang sudah terkenal sebagai Pelabuhan Besar Sriwijaya.

Wilwa

@Alfonso/EM. 惹 terdiri dari dua simbol 若 di atas dan “heart” 心 di bawah. 若 = rumput 艸 (di atas) dan tangan kanan 右 (di bawah). Ini adalah aksara dinasti Han/Tang setelah Masehi. Untuk mengetahui makna sesungguhnya dari 若 maka kita harus menariknya jauh sebelum Masehi yaitu ke Dinasti Shang sekitar 3500 tahun lalu. Dari aksara kuno Dinasti Shang itu diketahui bahwa 若 adalah sebuah pictograph dari seorang (wanita) yang sedang menyisir rambut. Karena itulah kemudian 惹 punya makna “to attract” selain “to provoke”. Bayangkan saja seorang wanita yang cantiknya 5i sedang menyisir rambut panjangnya. Menarik. Menggoda. Setidaknya demikian menurut analisis pakar aksara kuno. Bukan menurut saya lho ya. Jadi 日惹 atau Jogja dalam Mandarin itu bolehlah diterjemahkan Matahari 日 yang Menarik hati 惹 ☕️

Everyday Mandarin

Masih ttg nama 日. Kenapa Kota Jogja dalam Mandarin disebut Rire 日惹? Arti huruf ini memprovokasi matahari. Ga nyambung kan? Ini harus dikaitkan dengan Bahasa Hokkian. Dalam Bahasa Hokkian, huruf 日惹 dilafalkan Jit Jua. Terdengar agak menyerempet kata Jogja.

Everyday Mandarin

Lalu nelayan-nelayan Jepang yang tiba di Rizhao juga ikut-ikutan memandang ke arah timur pantai. Mereka pun bergumam, "Ternyata benar negeri asal kita adalah negeri asal matahari terbit". Mereka pun pulang ke Jepang dan mengabarkan ke semua orang di sana bahwa negeri mereka bernama 日本 (Riben/Nippon). Hingga hari in

Everyday Mandarin

Warga Rizhao boleh berkata matahari bukan terbit dari timur, tapi dari Rizhao. Tapi, faktanya ribuan tahun lalu, saat mereka berdiri di pantai saat matahari terbit, mereka tetap berpikir nun jauh mata memandang di ujung cakrawala timur sana, tetap saja matahari selalu muncul dari sana. Lalu nelayan Jepang muncul dari arah cakrawala tadi menuju ke pantai Rizhao. Ditanya asal mereka. Maka, sejak itulah Rizhao menamai tempat asal nelayan itu sebagai Riben (asal matahari), yang kita kenal sebagai Jepang.

Komentator Spesialis

Saya ada IDE CEMERLANG ! Mempertimbangkan usulan perusuh Bapak Mario dibawah, bagaimana kalau para dewan syuro kita segera membentuk ormas ikatan perusuh Disway saja. Mengingat akhir akhir ini posisi ORMAS sangat strategis di kancah sosial bangsa ini. Karena ini usulan Pak Mario, langsung saja sebagaimana pengusul pemekaran wilayah, si pengusul yang dalam hal ini Pak Mario dijadikan sebagai gubernur, maaf maksud saya ketua ormas kita. Sebagai pembina jelas suami menantu Pak Iskan. Sebagai Think Thank ormas ini, kita angkat yang berotak encer seperti Pak Mirza, Pak Joko, Pak Wilwa, bung Juve, duo Pak Agus dan Bung Liam. Maaf, bung Liam anda lebih cocok jadi ketua wilayah Kalimantan saja. Mbah Mars wilayah DIY, Bung Leong wilayah Darjo, Cak Mul anda wilayah Madura. Saya maunya mengepalai wilayah Jabar. Cuman ngeri saingan sama Herkules, jadi cukup jadi penggembira saja. Untuk nama ormas yang akan kita bentuk, saya usulkan nama : DALAN RISKAN. Dalan artinya jalan. Sedang Riskan itu artinya beresiko. "Jalan yang beresiko". Karena bikin ormas memang beresiko dibubarkan aparat seperti FPI atau masuk penjara seperti HRS. Waini, ada yang mengusulkan agar ormas baru kita dinamai Forum Simpatisan Isway (FPI). Saya tidak setuju ! Karena melihat track record, ormas yang dibubarkan dan ketuanya dipenjara itu karena dikasih nama FPI. Sedang ormas bernama selain itu so far aman aman saja walaupun pernah bakar mobil aparat ataupun nantangin Gubernur yang memimpin 30 juta lebih rakyat.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

CAMINO DE SANTIAGO PAK SURYATIN SETIAWAN.. Keinginan Pak Dahlan untuk ikut Camino, perjalanan fisik dan spiritual menuju makam Santo Yakobus di Santiago de Compostela, belum terwujud karena rencana bersama keluarga James F Sundah, pencipta lagu "Lilin-Lilin Kecil", batal karena Pak James berhalangan. Saat ini, teman kantor saya, pensiunan seumuran saya, Pak Suryatin Setiawan, sedang menjalani Camino bersama istri dan putrinya. Mereka memilih berangkat dari Valenca, Portugal, pada April/Mei karena musim semi yang mendukung. Perjalanan mereka terbagi dalam beberapa etape. Sampai etape 3, mereka telah menempuh: 1). Hari 1: Valença (Portugal) – Tui (Spanyol) – O Porriño, jarak ±19 km. Catatan: Menyebrang jembatan Sungai Minho ke Spanyol, mulai mendaki ringan. 2). Hari 2: O Porriño – Redondela, jarak ±19,8 km. Catatan: Melewati hutan, jalan kuno Romawi, dan perbukitan kecil. 3). Hari 3: Redondela – Pontevedra, jarak ±21,5 km. Catatan: Jalur indah dengan pemandangan muara sungai Ría de Vigo. Koper dan barang lain dikirim via Pos, diambil pukul 07.30 setiap pagi dan diantar ke penginapan di etape berikutnya. Kendala yang dihadapi Pak Suryatin adalah jari kaki sakit karena sepatu dan bahu sakit karena tas punggung. ### Mohon bantuan doa tulus manteman agar etape berikutnya lancar dan masalah kesehatan terselesaikan.

Komentator Spesialis

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com