PAFI Bangkalan Ungkap Tantangan Apoteker di Wilayah Terpencil

fin.co.id - 23/04/2025, 15:19 WIB

PAFI Bangkalan Ungkap Tantangan Apoteker di Wilayah Terpencil

PAFI Bangkalan Ungkap Tantangan Apoteker di Wilayah Terpencil

fin.co.id - Distribusi obat ke daerah-daerah terpencil masih menjadi persoalan besar dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kota Bangkalan menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan tenaga kefarmasian untuk menjamin ketersediaan obat yang merata hingga ke pelosok desa.

Menurut PAFI Kota Bangkalan, distribusi obat yang belum merata dapat menghambat penanganan berbagai penyakit, terutama di wilayah yang sulit diakses atau minim infrastruktur. Hal ini dikhawatirkan dapat memperburuk kondisi kesehatan masyarakat yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan.

Kondisi geografis Bangkalan yang sebagian wilayahnya sulit dijangkau menjadi salah satu hambatan utama. Para apoteker yang bertugas di daerah-daerah ini kerap menghadapi tantangan logistik, mulai dari keterlambatan pengiriman hingga risiko penurunan kualitas obat akibat suhu penyimpanan yang tidak sesuai standar.

PAFI menegaskan bahwa peran apoteker sangat vital dalam menjamin kelancaran rantai distribusi obat. Tak hanya bertugas meracik dan menyerahkan obat, apoteker juga diharapkan terlibat aktif dalam pemantauan pengiriman, pengelolaan stok di fasilitas kesehatan, serta memberikan masukan kepada pemerintah mengenai kondisi nyata di lapangan.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah meningkatkan kerja sama dengan sektor swasta, terutama dalam pemanfaatan teknologi. Sistem informasi logistik dan pelacakan pengiriman obat secara real-time diyakini bisa membantu mengurangi keterlambatan dan mencegah kekosongan stok. Meski begitu, PAFI mencatat bahwa penerapan teknologi ini masih belum merata di seluruh wilayah Bangkalan.

Selain aspek distribusi, PAFI Kota Bangkalan juga menekankan pentingnya pelatihan bagi petugas kesehatan non-apoteker yang bekerja di daerah terpencil. Dengan bekal pengetahuan dasar mengenai penyimpanan dan penggunaan obat, risiko penyalahgunaan maupun kerusakan obat bisa ditekan secara signifikan.

PAFI berharap pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian lebih serius terhadap pemerataan akses obat. Mereka menekankan bahwa akses terhadap layanan kefarmasian yang adil dan merata tidak boleh hanya menjadi wacana, melainkan harus diwujudkan secara nyata di semua lapisan masyarakat.

Masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai program layanan kesehatan dari PAFI Kota Bangkalan dapat mengunjungi situs resmi mereka di https://pafipckotabangkalan.org.

Ari Nur Cahyo
Penulis