Catatan Dahlan Iskan . 27/03/2025, 08:23 WIB
Mesin HLM itu besar, rumit, banyak kabelnya. Tuhan menyederhanakannya dalam bentuk segumpal jantung sebesar genggaman tangan.
Hidupnya jantung asli di tangan Tuhan. Hidupnya HLM di tangan operator terlatih.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 26 Maret 2025: Relawan Paul
MZ ARIFIN
Do'a dipàanjatkan. Panjang pakai tangga? Atau lift? Tuhan lebih dekat dari urat leher kita. Tak perlu tangga, lift.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
TANTANGAN OPERASI JANTUNG: ANTARA HARAPAN DAN REALITAS.. Catatan Harian Dahlan/ DISWAY hari ini menggambarkan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan operasi jantung pertama di Kupang, yang mencerminkan kompleksitas dan dinamika dunia medis. Dalam konteks ini, kita melihat bagaimana kesiapan infrastruktur dan ketersediaan alat menjadi faktor krusial yang dapat menentukan keberhasilan suatu prosedur medis. Keputusan untuk mengubah ruang operasi menjadi koridor steril menunjukkan kreativitas dan adaptabilitas tim medis dalam menghadapi kendala. Selain itu, langkah untuk meminjam instrumen bedah dari rumah sakit lain menyoroti pentingnya kolaborasi antar institusi dalam dunia kesehatan. Namun, tantangan terbesar tetap pada kondisi pasien yang sangat kompleks. Ini mengingatkan kita bahwa dalam dunia medis, risiko dan ketidakpastian selalu ada. Keputusan untuk melanjutkan operasi meskipun ada ancaman kegagalan mencerminkan keberanian dan komitmen tim medis untuk memberikan yang terbaik bagi pasien. Akhirnya, DISWAY hari ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya persiapan yang matang dan kerjasama tim dalam menghadapi tantangan di bidang kesehatan, di mana setiap keputusan dapat memiliki dampak yang signifikan.
xiaomi fiveplus
operasi jantung pertama di rsv ben mboi sangat menarik untuk diangkat jadi film atau drama serial macam hospital playlist atau dr romantic di korea. bek bek e disway mau merambah ke dunia perfilman sekalian.
djokoLodang
-o-- Prof. PAUL TAHALELE Guru Sejati Baca CHDI pagi ini, jadi teringat kisah Kaisar Hirohito. Ketika Jepang sudah nyata-nyata kalah pada Perang Dunia II, Kaisar Hirohito menanyakan sesuatu kepada para jendralnya. Kaisar tidak bertanya berapa banyak pasukan yang masih hidup, namun Kaisar bertanya kepada para jenderalnya: "Berapa jumlah guru yang tersisa?" "Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam strategi perang, tapi tidak tahu cara membuat bom sedahsyat itu. Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di pelosok negeri ini, karena sekarang kepada mereka lah kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan!" -Kaisar Hirohito- --0-
Er Gham 2
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com