Pupuk Kaltim Jamin 265.009 Ton Stok Pupuk Subsidi Untuk Dukung Ketahanan Pangan

fin.co.id - 22/02/2025, 18:49 WIB

Pupuk Kaltim Jamin 265.009 Ton Stok Pupuk Subsidi Untuk Dukung Ketahanan Pangan

Pupuk Kaltim Jamin 265.009 Ton Stok Pupuk Subsidi Untuk Dukung Ketahanan Pangan

○  37.056 ton pupuk NPK Phonska, atau sebesar 10% dari alokasi yang ditugaskan kepada Pupuk Kaltim 

○ 7.240 ton pupuk NPK Formula Khusus, atau sebesar 5% dari alokasi ditugaskan kepada Pupuk Kaltim 

●  Per 20 Februari 2025, Pupuk Kaltim telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebesar 265.009 ton yang terdiri dari: 

○  213.398 ton Urea subsidi

○  32.195 ton NPK Phonska

○  19.416 ton NPK Kakao

Pupuk Kaltim optimis dapat menyalurkan hasil produksi ini ke wilayah yang menjadi tanggung jawabnya, yakni seluruh Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

Sementara

itu, untuk NPK Formula Khusus, Pupuk Kaltim bertanggung jawab di seluruh wilayah Indonesia. 

Di samping pengadaan pupuk berkualitas, Pupuk Kaltim juga mendorong kemandirian industri petrokimia nasional serta program hilirisasi, salah satunya melalui pembangunan pabrik soda ash di Bontang, Kalimantan Timur. Pupuk Kaltim direncanakan melakukan groundbreaking pabrik soda ash pada kuartal pertama tahun ini. 

Hilirisasi Industri Petrokimia 

Pupuk Kaltim mendukung kemandirian industri petrokimia nasional melalui  

pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia dengan luas pabrik sebesar 16

hektar di kawasan industri PT Kaltim Industrial Estate, Bontang, Kalimantan Timur.

Dengan kapasitas produksi hingga 300.000 metrik ton per tahun, pabrik ini berpotensi menurunkan ketergantungan terhadap impor soda ash yang amat diperlukan untuk produksi kaca, tekstil dan komoditas penting lainnya. Selain itu, pabrik ini juga akan menghasilkan produk sampingan amonium klorida hingga 300.000 metrik ton

per tahun yang dapat menjadi bahan baku pupuk.

Pabrik ini mendukung ekonomi sirkular dengan menyerap 170.000 ton CO2 per

tahun sebagai bahan baku soda ash.

Pabrik ditargetkan akan beroperasi pada akhir 2027 dan dapat menyerap lebih dari 800

tenaga kerja, termasuk tenaga kerja lokal.

Khanif Lutfi
Penulis