Gas Elpiji 3 Kg di Kota Tangerang Langka, Pedagang Warteg Menjerit

fin.co.id - 30/01/2025, 20:00 WIB

Gas Elpiji 3 Kg di Kota Tangerang Langka, Pedagang Warteg Menjerit

Gas Elpiji 3 Kg di Kota Tangerang Langka, Pedagang Warteg Menjerit. (Candra Pratama/Disway)

fin.co.id - Pedagang Warteg Jaya Bahari di Buaran Indah, Kota Tangerang, mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram.

Pasalnya, gas melon tersebut sangat susah didapatkan, khususnya di daerah Buruan-Cilpondoh, Kota Tangerang. Hal itu terjadi ketika malam perayaan Imlek, Selasa, 28 Januari 2025.

Pemilik Warteg, Sodikin mengatakan, dirinya sudah berusaha mencari gas tersebut ke berbagai toko kelontong hingga agen, namun stoknya benar-benar kosong.

"Kemarin waktu menjelang imlek, pas sore masih belum terasa geger hilangnya gas. Pas malamnya sudah mulai geger. Di sini pun saya sudah mencari ke sana-sini, tidak dapat (gas)," ujarnya kepada Disway.id, Kamis, 30 Januari 2025.

"(Bahkan) kurang lebih sampai 100 warung Madura, saya samperin, 'sudah tidak ada Pak', tidak ada semua. Akhirnya saya putus asa," sambung Sodikin.

Setelah mencari sana sini dari sore hingga pagi dini hari, kata Sodikin, dirinya baru bisa mendapatkan gas elpiji 3 kg sekira pukul 02.00 WIB. Itupun ketika membeli dibatasi.

"Ada informasi di warung madura dekat sini suppliernya dateng jam 2 tuh. jam 2 pagi. Akhirnya beli cuma dua doang, boleh dibeli cuma dua, itu buat pelanggan-pelanggan madura lainnya," tuturnya.

Sodikin menyampaikan, kelangkaan itu terjadi tepat di malam perayaan imlek. Sebab hujan deras terjadi di Kawasan Kota Tangerang, sehingga ada kemungkinan supplier sulit mengantar ke berbagai toko kelontong.

"Karena mereka itu distributornya mungkin libur, jadi supplier nggak mau belanja ke distributor, nggak ada, tutup. Karena kan kemarin banjir juga tuh. Jadi pada susah. Menurut saya tapi, entah kalau orang lain," imbuhnya.

Untuk kelangkaan gas melon sendiri, kata Sodikin, tidak berpengaruh terhadap harga. Stabil. Namun memang sangat sulit untuk mencarinya hingga saat ini.

"Kalau harga sih stabil, biasa, umum lah, nggak naik. Cuma kelangkaannya ini, jadi yang nyarinya kita susah. Banyak yang tutup mungkin, nggak distributor, nggak warung madura, nggak ada yang suplly. Stoknya pas-pasan doang," urainya.

Dalam keseharian di Wartegnya, Sodikin menerangkan, paling tidak membutuhkan 3-4 gas untuk kebutuhan memasak dari pagi hingga malam hari. Karena memang tempat usahanya buka selama 24 jam.

Kendati demikian, dia berharap, pemerintah dapat mengatasi keluhannya. Terlebih disaat menjelang libur panjang dan hari besar lainnya.

"Untuk menjelang libur panjang itu harusnya sebisa mungkin supaya tidak langka, supplier itu supaya bisa jalan terus. Kalaupun libur, supplier ada terus gitu loh. Jadi bisa ngedrop-in di warung-warung Madura," harapnya. (Candra/DSW)

Sigit Nugroho
Penulis