Ramai-Ramai Netizen Tinggalkan TikTok dan Beralih ke Xiaohongshu Buatan Tiongkok, Kenapa?

fin.co.id - 16/01/2025, 11:14 WIB

Ramai-Ramai Netizen Tinggalkan TikTok dan Beralih ke Xiaohongshu Buatan Tiongkok, Kenapa?

fin.co.id  -  Sebuah fakta baru diungkapkan oleh sejumlah media di China yang menyebutkan bahwa ada perpindahan pengguna TikTok ke aplikasi media sosial Xiaohongshu buatan Tiongkok.

Bahkan tengah ramai pengguna TikTok yang migrasi ke Xiaohongshu disebut sebagai pengungsi TikTok atau "TikTok Refugee".

Xiaohongshu (juga dikenal sebagai Little Red Book atau RED) adalah platform media sosial dan e-commerce asal Tiongkok yang populer, khususnya di kalangan generasi muda.

Platform ini memadukan elemen seperti komunitas, ulasan produk, dan belanja online, sehingga memungkinkan pengguna untuk menemukan dan berbagi pengalaman tentang produk, gaya hidup, dan inspirasi melalui format seperti foto, video, dan artikel pendek.

Bahkan dalam aplikasi tersebut, penggunanya ramai menggunakan tagar #TikTokRefugee dan sebagian besar penggunanya berasal dari Amerika Serikat (AS).

Hingga Selasa 14 Januari 2025, ada lebih dari 114.000 unggahan menggunakan tagar tersebut, dengan lebih dari dua juta pembicaraan.

Xiaohongshu atau yang dikenal juga sebagai aplikasi "RedNote" di luar China itu pun menjadi aplikasi dengan peringkat unduhan pertama di aplikasi Apple Store AS.

Pengguna TikTok yang berpindah ke Xiaohongshu merupakan pengguna dari Amerika Serikat. Pasalnya, TikTok di negara tersebut rencananya akan dilarang mulai pada 19 Januari 2025 di AS jika pemilik media sosial tersebut tidak menjual sebagian sahamnya (divestasi) ke pihak di luar China.

TikTok memiliki sekitar 170 juta pengguna di AS atau hampir setengah dari populasi negara tersebut.

Atas banyaknya Pengungsi TikTok tersebut, pengguna Xiaohongshu dari China pun berbagi foto dan video cara menggunakan "Xiaohongshu", menawarkan bagaimana kehidupan di China lengkap dengan makanan dan transportasinya, bahkan menyediakan pelajaran bahasa Mandarin gratis karena konten aplikasi tersebut sebagian besar berbahasa Mandarin.

Sementera para pengguna baru dari AS berbagi foto dan video kucing maupun anjing peliharaan mereka untuk membuka pintu komunikasi. Unggahan tersebut pun ramai dikomentari oleh pengguna dari Tiongkok dengan menggunakan bahasa Mandarin.

Xiaohongshu sendiri didirikan pada 2013 sebagai aplikasi yang awalnya fokus pada penyediaan informasi gaya hidup tapi kemudian berkembang menjadi platform gaya hidup yang komprehensif, memadukan media sosial dan e-commerce.

Selain itu, Xiaohongshu juga tidak memerlukan verifikasi SMS, artinya seseorang tidak perlu memiliki nomor telepon China untuk mendaftar sehingga aplikasi tersebut mengungguli platform China lainnya.

Pengguna dapat berbagi konten dan membeli produk secara langsung melalui aplikasi sehingga menawarkan pengalaman berbelanja yang lebih lancar.

Afdal Namakule
Penulis