Pedagang Kantin di Sekolah Khawatir dengan Maka Gizi Gratis: Sepi, Paling Minuman yang Masih Laku

fin.co.id - 14/01/2025, 17:40 WIB

Pedagang Kantin di Sekolah Khawatir dengan Maka Gizi Gratis: Sepi, Paling Minuman yang Masih Laku

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didengungkan Presiden Prabowo Subianto kian masih dilakukan di sejumlah wilayah Indonesia. Foto: Faj/Disway Group

fin.co.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didengungkan Presiden Prabowo Subianto kian masih dilakukan di sejumlah wilayah Indonesia. Bahkan, sebelumnya program itu dilakukan secara serentak di 26 wilayah.

Makan Bergizi Gratis dilakukan mulai dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dunia (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi bagi para siswa melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kemang.

Namun, program ini menimbulkan dampak tertentu bagi penjaga kantin di sekolah, salah satunya pedagang di kantin Sekolah Dasar (SD) di Jakarta Selatan, Sri. Pedagang Nasim ayam da minuman ini mengeluhkan adanya program tersebut.

"Anak-anak dapat makan gratis, jadi kantin pada tutup," ujarnya, Selasa 14 Januari 2025.

Dia mengatakan, kehadiran program Makan Bergizi Gratis itu membuat omzet penjualan menurun. Dia juga khawatir akan pembelian bahan makanan yang berlebihan dan berujung pada pemborosan.

"Biar enggak beli bahan kebanyakan, anak-anak enggak ke belakangan kan," katanya.

Ketika ditanya tentang kemungkinan kantin tetap beroperasi meski ada program ini, Sri menyampaikan, mereka sempat berdiskusi dengan pihak sekolah. Namun, dirinya masih melihat ke depannya.

"Sekolah udah sempat ngomong ke kantin-kantin, tapi kita lihat gimana nanti," ujarnya.

Selain itu, Sri juga mencatat sejak pandemi, pendapatan dari kantinnya jauh menurun.

"Waktu pandemi tuh sepi, bisa Rp400-500 ribu. Sekarang susah mencari segitu," katanya.

Dia menggambarkan dampak ekonomi yang dihadapi para pedagang kantin setelah kebijakan pembatasan sosial.

Dengan program makan bergizi gratis yang berlaku pagi hari, Sri menyebutkan, anak-anak sudah kenyang sebelum jam makan siang, yang menyebabkan mereka enggan membeli makanan di kantin.

"Anak-anak udah dapat makan, paling minuman yang masih laku," jelasnya.

Meski begitu, Sri berharap masih bisa berjualan minuman pada waktu istirahat kedua.

"Ya lihat, bisa jual minuman lagi saat istirahat kedua," katanya.

Mihardi
Penulis