fin.co.id - Erupsi Gunung Ibu yang terletak di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali mengejutkan warga pada Sabtu, 11 Januari 2025.
Gunung berapi ini melepaskan kolom abu vulkanik setinggi 4.000 meter (4 km) di atas puncaknya. Letusan dahsyat ini berlangsung selama 3 menit 5 detik dan menyebar abu berwarna kelabu yang mengarah ke barat. Selain abu, lava pijar juga terlihat terlempar sejauh 2 km dari kawah.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, fenomena ini menunjukkan potensi bahaya yang serius.
“Erupsi Gunung Ibu masih terbilang wajar dengan status ‘siaga’ yang telah berlangsung sejak 21 Juni 2024,” ungkap Abdul Muhari, Minggu, 12 Januari 2025.
Meski demikian, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada karena aktivitas vulkanik yang fluktuatif dan bisa meningkat sewaktu-waktu.
Pada Jumat, 10 Januari 2025, Gunung Ibu juga mengalami erupsi dengan ketinggian kolom abu mencapai 3.000 meter.
Aktivitas ini berlangsung dua kali, yakni pada pukul 12.35 WIT dan 18.20 WIT, dengan arah sebaran abu menuju selatan dan tenggara.
Baca Juga
Siaga Terus Ditingkatkan: Jarak Aman Ditentukan
Otoritas vulkanologi, PVMBG, telah menetapkan status ‘siaga’ untuk Gunung Ibu sejak Juni 2024, dengan aktivitas vulkanik yang terus dipantau.
PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas manusia di radius 4 km dari kawah aktif dan sektor 5,5 km ke arah bukaan kawah, yang berada di bagian utara Gunung Ibu.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung ini, warga diminta untuk tidak melakukan pendakian dan menjaga jarak aman dari area terdampak.
Selain itu, mereka yang beraktivitas di luar rumah juga disarankan memakai masker dan kacamata untuk melindungi diri dari paparan abu vulkanik.
Antisipasi dan Koordinasi Langsung Diperlukan
Abdul Muhari mengingatkan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah dengan PVMBG untuk melakukan langkah-langkah mitigasi, pencegahan, serta kesiapsiagaan menghadapi potensi erupsi lebih lanjut.
BNPB menekankan agar warga tidak terpancing informasi palsu yang bisa meresahkan masyarakat.
PVMBG sendiri mengonfirmasi bahwa meskipun erupsi Gunung Ibu bersifat fluktuatif, sampai saat ini belum ada perubahan signifikan dalam ancaman bahaya. Namun, otoritas terus memonitor situasi untuk memastikan keselamatan penduduk sekitar.
Dengan ancaman letusan yang terus berlanjut, warga diminta untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi terbaru dari pihak berwenang. (Cahyono/DSW)