MEGAPOLITAN . 11/01/2025, 18:59 WIB

Sosiolog Unas Sebut Orang Tua Bunuh Anak di Bekasi Persoalan Pemerintah

Penulis : Khanif Lutfi
Editor : Khanif Lutfi

fin.co.id - Sosiolog dari Universitas Nasional (Unas) Sigit Rohadi menyoroti situasi seorang anak yang dibunuh oleh orang tuanya sendiri dikabarkan tinggal di wilayah Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

"Terjadinya pembunuhan itu tindakan yang memerlukan keberanian, memerlukan nyali apalagi anaknya sendiri. Jelas yang bersangkutan ini mendapat tekanan, bisa tekanan sosial, bisa tekanan ekonomi dan psikologi," jelas Sigit di Bekasi pada Sabtu, 11 Januari 2025.

Selain itu, Sigit mengatakan, mereka hidup sebagai gelandangan di jalanan. Kondisi ini menunjukkan bahwa beban ekonomi yang dialaminya tidak dapat dipungkiri.

Bagi seorang gelandangan, memiliki anak atau keluarga merupakan beban bagi mereka.

Oleh karena itu, Sigit menilai situasi tersebut sebagai contoh buruk dari komitmen pemerintah daerah (Pemda) untuk mendukung masyarakat yang kurang mampu.

"Ini bukan sekadar anak dibunuh oleh orang tuanya. Ini tentu menjadi persoalan pemerintah daerah di mana peristiwa itu terjadi, juga ketidakpedulian masyarakat sekitar," tegasnya.

Sigit menyatakan, kasus pembunuhan yang tengah ditangani Polda Metro Jaya ini bermula dari ketidakpedulian pemerintah daerah terhadap anak-anak yang kurang mampu dan terabaikan. Kejadian pembunuhan sadis ini merupakan akibat dari kurangnya pengawasan.

"Jadi tidak boleh dilihat hanya ayah membunuh anak karena tekanan, tidak bisa seperti itu. Meskipun hanya satu peristiwa tapi ini memberi gambaran betapa buruknya tata kelola dinas sosial dan perlindungan anak di Kota Bekasi," terang dia.

Selain itu, Sigit menyebutkan, jika lembaga sosial primer berjalan dengan baik, kemungkinan besar situasi pembunuhan yang melibatkan keluarga gelandangan tersebut dapat dihindari.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja Dinas Sosial setempat, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

"Kenapa ini terjadi di wilayah itu berarti kan wilayah itu tidak, daerah itu tidak mempunyai program perlindungan anak bahkan terhadap fakir miskin," papar Sigit.

Ia menegaskan pentingnya perhatian pemerintah daerah terhadap masyarakat kurang mampu. Hal ini sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap masyarakat miskin dan membutuhkan.

Sigit menilai, program Makanan Bergizi Gratis (MBG) tidak ada gunanya jika terjadi hal naas seperti itu.

Sebelumnya, mayat bocah terbungkus sarung ditemukan dalam ruko kosong, Senin, 6 Januari 2025. Korban diduga dibunuh orang tuanya yang merupakan gelandangan.

Tubuh korban terdapat sejumlah luka. Saat ini, anak malang tersebut telah dilarikan ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur guna dilakukan otopsi

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com