Kejaksaan Agung Rayakan Hari Lahir ke-42 Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum

fin.co.id – Kejaksaan Agung memperingati Hari Lahir ke-42 Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum (JAMPIDUM) dengan syukuran sederhana yang berlangsung khidmat di Aula Ali Said, Gedung JAMPIDUM.

Acara ini dihadiri oleh pejabat struktural dan seluruh pegawai dari satuan kerja JAMPIDUM.

JAMPIDUM, yang dibentuk pada 29 Desember 1982 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 1982, telah menjadi garda terdepan dalam penegakan hukum dengan fokus pada profesionalisme dan kemanusiaan.

Dalam sambutannya, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum, Asep Nana Mulyana, menegaskan pentingnya peringatan ini sebagai momen refleksi atas perjalanan transformasi penegakan hukum di Indonesia.

“Peringatan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga sebagai bentuk evaluasi dan komitmen untuk terus meningkatkan kualitas penegakan hukum,” ujar Asep Nana Mulyana.

"Kami mengusung tema 'Transformasi Penuntutan dengan Dasar Asta Cita' untuk menegaskan komitmen kami dalam memperkuat lima pilar utama yang akan menjadi landasan kami ke depan."

Lima pilar utama yang dimaksud adalah:

1. Penguatan Sistem Penuntutan Modern – Mewujudkan penanganan perkara yang transparan dan berbasis teknologi.
2. Penegakan Hukum yang Berkeadilan – Menekankan pada keadilan substantif dan pemulihan keadilan bagi masyarakat.
3. Humanisasi Penegakan Hukum – Melalui pendekatan restorative justice, fokus pada pemulihan kerugian korban.
4. Integritas dan Akuntabilitas – Menjaga kepercayaan publik dengan komitmen pada integritas dan tanggung jawab.
5. Optimalisasi Teknologi Informasi – Memanfaatkan teknologi digital untuk efisiensi dan efektivitas proses hukum.

Rangkaian kegiatan yang dimulai sejak November 2024, seperti Tennis Cup, lomba video Restorative Justice, lomba Mars Jampidum, dan lomba video kreatif desa tertinggal, turut memeriahkan acara dan menunjukkan semangat kebersamaan serta inovasi di lingkungan JAMPIDUM.

"Hari lahir ke-42 JAMPIDUM menjadi momentum penting untuk evaluasi dan transformasi sistem penuntutan yang lebih modern dan berkeadilan, demi tercapainya tujuan keadilan yang berkelanjutan." pungkasnya. (*)