News . 04/01/2025, 05:36 WIB

Pemerintah Wacanakan Libur Sekolah Selama Ramadan, PBNU: Untuk Apa?

Penulis : Afdal Namakule
Editor : Afdal Namakule

fin.co.id -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf turut mengomentari wacana libur sekolah selama sebulan penuh pada bulan puasa Ramadan.

Yahya Cholil mempertanyakan tujuan libur saat Ramadan jika tidak diisi dengan hal-hal bermanfaat. 

"Menurut saya, tergantung libur itu diisi apa. Kalau suruh libur, selalu tidur di rumah saja, kan, tidak seperti itu yang kita inginkan karena kenyataannya sekolah sambil puasa juga tidak apa-apa. Kalau libur, selama libur disuruh apa, itu masalahnya," tutur Yahya ketika ditemui di Kantor PBNU, Jakarta, 3 Januari 2025.

Menurutnya, pentingnya mempertimbangkan tujuan dan aktivitas siswa dalam mengisi waktu libur tersebut.

"Anak sekolah, ya, mungkin baik libur penuh sebulan, tapi disuruh apa? Ini yang harus dibangun dulu, Ramadan itu digunakan untuk apa? Seperti anak-anak sekolah ini," tambahnya.

Selain bagi siswa secara keseluruhan, ia juga mengingatkan untuk turut memperhatikan siswa non-muslim lain yang tidak menjalankan ibadah puasa.

"Apalagi kalau kita ingat dengan anak-anak sekolah yang non-muslim, apakah yang non-muslim ikut libur? Nah, kalau ikut libur disuruh apa? Ramadan non-muslim itu kan juga harus dipikir gitu. "Jadi ini bukan hanya soal libur, tidak libur. Tapi, libur untuk apa? Nah, ini yang harus dibangun modelnya," lanjutnya.

Yahya membeberkan sejumlah contoh model yang selama ini telah dilakukan, tetapi belum ada model yang jelas dan bisa diandalkan.

"Kita sudah pernah sekolah libur. sebulan penuh itu sudah pernah. Tidak libur juga sudah pernah," kata Yahya.

Misalnya lagi, anak-anak sekolah disuruh ikut tarawih, kemudian meminta tanda tangan imam sehingga diharapkan mereka beribadah lebih tekun.

Ada pula di pesantren yang memaksimalkan bulan Ramadan ini dengan mengaji dan menjalankan ibadah dengan lebih banyak.

"Kalau Ramadan itu sehari bisa 6-7 kali ngajinya. Bisa sampai jam 12 malam menjelang sahur baru selesai. Jadi menghabiskan, karena idenya adalah memanen barokah sebesar-besarnya dari bulan Ramadan ini. Jadi ngajinya malah diintensifkan supaya barokahnya bisa dapat lebih banyak. Itu kalau pesantren," paparnya.

Dengan begitu, menurutnya pemerintah harus melakukan evaluasi terkait sejauh mana waktu libur selama Ramadan ini bisa lebih bermanfaat bagi anak-anak sekolah. (Annisa/dsw). 

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com