Ekonom Soroti Tantangan Kabinet Gemuk Terhadap Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen di Era Pemerintahan Prabowo

fin.co.id - 24/12/2024, 07:10 WIB

Ekonom Soroti Tantangan Kabinet Gemuk Terhadap Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen di Era Pemerintahan Prabowo

Presiden Prabowo Subianto. Foto: Dok Setneg

fin.co.id - Presiden RI Prabowo Subianto telah menetapkan target ambisius untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen selama masa pemerintahannya yang lima tahun ke depan.

Namun, sejumlah ekonom menilai bahwa struktur kabinet yang besar bisa menjadi hambatan dalam mencapai target tersebut.

Peneliti Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ariyo Irhamna, menilai bahwa penambahan dan pemecahan kabinet berpotensi memperlambat implementasi kebijakan pemerintah.

“Dengan kabinet yang semakin besar, banyak peraturan yang perlu disesuaikan. Hal ini menghambat langkah pemerintah untuk mempercepat kebijakan penting. Karena itu, target pertumbuhan 8 persen dalam pemerintahan Prabowo sulit tercapai,” ujar Ariyo dalam diskusi daring bertajuk "Catatan Akhir Tahun: Investasi dan Industri Faktor Kritis Pertumbuhan 8 Persen" pada Senin, 23 Desember 2024.

Kabinet Gemuk vs Kabinet Efisien: Studi Kasus Vietnam

Ariyo juga membandingkan kabinet Indonesia dengan kabinet Vietnam, yang lebih kecil dan efisien.

Vietnam memangkas jumlah kementerian dan aparatur sipil negara (ASN), yang dinilai lebih efektif dalam mempertahankan efisiensi pemerintahan serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Langkah tersebut mencerminkan tren baru yang lebih efisien," ujar Ariyo.

Menurut Ariyo, struktur kabinet yang lebih ramping akan memungkinkan pemerintah untuk lebih fokus dalam menjalankan kebijakan yang dapat mempercepat perekonomian Indonesia.

Ia mengingatkan bahwa efisiensi dalam pemerintahan dan birokrasi sangat penting untuk meraih target pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Pentingnya Infrastruktur dan Investasi untuk Pertumbuhan Ekonomi

Dalam kesempatan tersebut, Ariyo juga menyoroti pembangunan infrastruktur dan investasi sebagai kunci utama dalam mendongkrak kinerja perekonomian.

Ia menekankan perlunya perhatian lebih pada isu kelayakan proyek, khususnya yang terkait dengan perubahan iklim dan kelestarian lingkungan hidup.

“Untuk menjadi negara maju, Indonesia harus mencapainya dengan peranan industri yang tumbuh signifikan. Pada tahap ketiga antara 2025 hingga 2029, sektor industri harus menyumbang sekitar 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, termasuk integrasi ekonomi domestik dan global,” jelasnya. (Bianca/DSW)

Sigit Nugroho
Penulis