fin.co.id - Tingginya permintaan pasar internasional, menjadikan kakao sebagai salah satu komoditas perkebunan dengan prospek menjanjikan. Meski begitu, berbagai tantangan kerap mengancam kebun kakao di Indonesia, seperti terjadi perubahan iklim berdampak pada menurunnya kesejahteraan petani kakao.
Director Sustainability, South East Asia, Mondelez International Andi Sitti Asmayanti mengatakan, pihaknya menggelar workshop bertema “Mendorong Lanskap Agroforestri Kakao Berkelanjutan” secara virtual. Kata dia, ini merupakan bagian dari komitmen Cocoa Life dalam membantu mengembangkan bisnis kakao yang lebih menguntungkan bagi masyarakat untuk membantu meningkatkan jumlah rumah tangga petani yang mencapai penghasilan layak, sekaligus membantu melindungi dan memulihkan hutan untuk mencapai tujuan tanpa deforestasi di lahan kebun petani yang terdaftar di program Cocoa Life.
“Mondelēz International melalui Cocoa Life telah mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk memberikan dukungan kepada petani guna membantu pelestarian hutan dan penerapan praktik agroforestri," kata Andi Sitti Asmayanti dalam keterangannya, Selasa 17 Desember 2024.
Melalui workshop ini, dia berharap, dapat meningkatkan kesadaran para stakeholder tentang pentingnya melindungi hutan. Kata dia, praktik perkebunan kakao yang lebih ramah terhadap hutan.
"Kami ingin meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan dan komunitas tentang pentingnya perlindungan hutan, serta mendorong adopsi praktik berkebun kakao yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kami berharap peserta dapat lebih memahami prospek dari penerapan agroforestri di kebun kakao guna meningkatkan hasil panen kakao dan kesejahteraan petani,” tuturnya.
Dia mengatakan, Cocoa Life senantiasa berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak dalam mewujudkan masa depan sektor kakao yang lebih baik dan berkelanjutan.
Agroforestri di kebun kakao sendiri merupakan salah satu cara berkebun dengan memadukan tanaman non-kakao di sekitar dengan tanaman kakao, seperti kelapa, durian, alpokat (tanaman buah), maupun pohon jati, pohon sengon (tanaman kayu), dengan tujuan untuk menaungi tanaman kakao dari intensitas sinar matahari secara langsung, selain berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, upaya ini juga dapat membantu peningkatkan kesejahteraan petani melalui sumber pendapatan baru.
Baca Juga
"Melalui berbagai inisiatif yang dihadirkan Cocoa Life di Indonesia, kami berharap bisa mendorong sinergi yang baik dari berbagai pihak, termasuk mitra dan pemerintah, dan mendorong perubahan positif di lanskap kebun kakao sehingga dapat terwujud dan bisa meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim, serta membantu meningkatkan kesejahteraan petani kakao,” terangnya.
Andi Sitti Asmayanti menyatakan, Cocoa Life adalah program keberlanjutan kakao dari Mondelēz International yang telah hadir sejak 2012 yang bertujuan untuk menjadikan sumber kakao lebih berkelanjutan di negara-negara penghasil kakao utama. Program ini berfokus pada tiga hal utama.
"Yakni untuk membantu mengembangkan bisnis kakao yang lebih menguntungkan bagi komunitas petani, membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas kakao, dan membantu melindungi dan memulihkan hutan," tuturnya.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, Merijanti Punguan Pitaria mengapresiasi upaya Cocoa Life dalam mendorong praktik berkebun kakao berkelanjutan. Kata dia, industri kakao memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, baik dari sisi sektor industri maupun kesejahteraan petani.
“Industri kakao di Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi nasional. Kami berharap, berbagai inisiatif yang dihadirkan oleh Cocoa Life ini bisa berdampak positif bagi pendapatan petani kakao dan sekaligus juga menjadi inspirasi bagi berbagai pihak lainnya untuk turut mendukung penguatan posisi Indonesia dalam industri kakao global,” kata Merijanti.