fin.co.id -- Ketua Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Edy Kuscahyanto menyebut bahwa jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan tidak perlu diisi.
Jabatan tersebut sebelumnya diemban oleh Miftah Maulana Habiburrahman namun akhir mundur diri setelah viral menghina penjual es teh.
Sosok pengganti Gus Miftah pun menjadi pertanyaan.
Berbagai usulan pengganti Gus Miftah pun bermunculan, mulai dari Ustaz Adi Hidayat hingga tokoh lain dari umat Kristiani.
Sementara itu, Muhammadiyah sendiri menyebut tidak perlu ada jabatan Utusan Khusus Presiden tersebut.
"(Jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Sarana Keagamaan) tidak perlu diisi," kata Edy ketika dihubungi, 10 Desember 2024.
Baca Juga
Menurutnya, jabatan tersebut memang tidak diperlukan.
"Apakah jabatan itu penting dan diperlukan? Pandangan kami tidak. Itu hanya ada di kabinet Presiden Jokowi dan sekarang Presiden Prabowo. Jabatan itu tidak perlu ada," tandasnya.
Terkait polemik yang menimpa Gus Miftah, ia pun menyinggung kembali
pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir terkait agama yang menjadi entertainment atau hiburan.
Menurut Haedar, masyarakat lebih menyukai ceramah yang banyak berisi candaan, padahal seharusnya candaan hanya selingan dari keseriusan.
"Masyarakat senangnya yang guyonan gitu kan, makanya nggak maju-maju kita, karena sukanya yang guyonan. Serius iya, tapi jangan guyon terus," kata Haedar pada pelantikan Rektor UM Surabaya 2024-2028, Senin, 9 Desember 2024.
Sedangkan penceramah yang secara berbobot membahas keilmuan justru sepi peminat.
"Coba kalau Pak Syafiq (Mughni) dakwah, pidato nggak didengar, padahal isinya 'daging' semua," tandasnya.