fin.co.id - Rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen kini menjadi topik hangat yang menambah kecemasan di kalangan pelaku usaha Indonesia.
Kebijakan ini berpotensi memengaruhi harga berbagai barang dan jasa, termasuk mobil dan hunian mewah, yang menjadi sorotan utama.
Namun, di tengah kekhawatiran tersebut, sejumlah pekerja seperti Siti, pegawai di toko sepatu ternama Skechers, memilih untuk tak banyak berkomentar.
Ketika disinggung apakah kenaikan PPN akan berdampak pada harga sepatu yang dijual, Siti mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut dari manajemen.
Baca Juga
- Tarik Tunai di ATM Bank DKI Jadi Lebih Simpel Tanpa Kartu
- BRI Perkuat Dukungan Bagi Pekerja Migran Indonesia Melalui Jaringan Global dan Solusi Keuangan Inovatif
"Kalau ada kabar, pasti manajemen yang akan mengabari," ujar Siti saat diwawancarai pada Sabtu, 7 Desember 2024, di Jakarta.
Dia pun menambahkan bahwa dirinya bersama rekan-rekannya memutuskan untuk menyerahkan sepenuhnya keputusan mengenai harga kepada pihak manajemen perusahaan.
"Mungkin ada dampaknya, tapi itu tergantung keputusan manajemen. Kalau bilang naik, ya naik," ujarnya.
Di sisi lain, meskipun tekanan akibat rencana kenaikan PPN ini sangat terasa, beberapa pengusaha tampaknya bersikeras tidak menaikkan harga. Seperti yang diungkapkan oleh Lee Yin Chen, CEO Apotek Alpro.
Meski menyadari dampaknya, Lee menegaskan bahwa pihak Apotek Alpro tidak akan meningkatkan harga meskipun tarif PPN naik dari 11 persen menjadi 12 persen.
Baca Juga
- Komisi III DPRD ungkap Kondisi Bank Perkreditan Rakyat Kabupaten Tangerang
- Wujudkan Asta Cita Presiden Prabowo, SGAR Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
"Saya rasa kenaikan ini pasti akan dirasakan oleh semua orang, tetapi kami tetap pada rencana untuk tidak menaikkan harga," jelas Lee Yin Chen dalam acara Experience Day di Bintaro, Jakarta Selatan, pada Jumat, 6 Desember 2024.
Kisruh ini mencerminkan dilema antara kebutuhan untuk beradaptasi dengan kebijakan pajak baru dan keputusan bisnis yang harus tetap menguntungkan.
Akankah perusahaan-perusahaan lainnya mengikuti langkah serupa atau justru memberlakukan kenaikan harga yang bakal membebani konsumen? Semua itu kini tergantung pada keputusan manajemen. (*)