Ekonomi . 02/12/2024, 13:30 WIB

Optimisme dan Tantangan Sektor Konstruksi Indonesia: Menghadapi 2025 dalam Era Transisi Pemerintahan

Penulis : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

fin.co.id – Di tengah ketidakpastian global dan tantangan domestik, pasar konstruksi Indonesia diharapkan tetap menunjukkan prospek yang positif pada tahun 2025. BCI Central kembali menyelenggarakan acara tahunan BCI Breakfast Briefing bertajuk "Indonesia Construction Market Outlook 2025", yang mengangkat tema “New Horizons Amid Government Transition” di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Kamis, 28 November 2024 lalu.

Acara ini mempersembahkan laporan tahunan yang memaparkan proyeksi pasar konstruksi Indonesia, dengan para pembicara terkemuka dari berbagai sektor, termasuk Dendi Ramdani (Head of Industry & Regional Research Department, Bank Mandiri), Norman Daulay (Direktur PT. Paramount Enterprise International), dan Marangkup Manik (Direktur PT. TeamworX Indonesia).

Menurut laporan yang dipresentasikan dalam acara tersebut, meskipun Indonesia menghadapi tantangan global seperti inflasi, ketegangan geopolitik, dan perubahan iklim, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh stabil pada angka 5%, didorong oleh kebijakan fiskal yang strategis, permintaan domestik yang kuat, dan program optimalisasi infrastruktur.

Pertumbuhan ini didukung oleh inisiatif pemerintah yang fokus pada sektor energi, industrialisasi, dan pembangunan sumber daya manusia.

Dalam konteks ini, pasar konstruksi Indonesia diproyeksikan mengalami pertumbuhan stabil pada 2025, dengan total nilai pasar proyek konstruksi (termasuk gedung dan sipil, tetapi tidak termasuk migas) yang diperkirakan tumbuh sebesar 5,48% dibandingkan tahun 2024.

Total pasar konstruksi Indonesia diperkirakan mencapai Rp 381,61 triliun pada 2025, dengan sektor sipil menyumbang 40,31% dan sektor bangunan sebesar 59,69%.

Sektor Bangunan: Pertumbuhan Pesat pada 2025

Sektor bangunan diprediksi akan mengalami kenaikan yang signifikan, tumbuh sebesar 9,09% pada 2025, dengan nilai proyek diperkirakan mencapai Rp 227,76 triliun.

Perumahan dan industri diperkirakan menjadi kontributor utama, dengan masing-masing sektor menyumbang 28,29% (Rp 64,44 triliun) dan 24,75% (Rp 56,37 triliun).

Hal ini menunjukkan adanya permintaan yang kuat terhadap pembangunan infrastruktur perumahan dan fasilitas industri, yang berpotensi mempercepat pemulihan ekonomi pasca-pandemi serta mendorong penciptaan lapangan pekerjaan.

Sektor Sipil: Tantangan dan Peluang

Di sisi lain, sektor sipil, yang mencakup infrastruktur, transportasi, dan utilitas, diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan sebesar 2,62% pada 2025, dengan nilai proyek mencapai Rp 123,4 triliun.

Meski demikian, proyek-proyek besar seperti jalan & jembatan, bendungan, pelabuhan, dan pembangkit listrik diperkirakan tetap menjadi tulang punggung sektor ini.

Program-program infrastruktur strategis dari pemerintah, yang fokus pada peningkatan konektivitas dan ketahanan energi, diharapkan dapat mengimbangi tantangan yang ada dan tetap memberikan dorongan pada sektor sipil.

Kepemimpinan Baru dan Optimisme

Dalam presentasinya, Dendi Ramdani menggarisbawahi bahwa meskipun ekonomi Indonesia dihadapkan pada tantangan global, pemerintah yang baru, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menunjukkan komitmen kuat untuk memperkuat ketahanan ekonomi negara.

Ramdani menekankan bahwa kebijakan fiskal yang strategis, ditambah dengan fokus pada sektor-sektor potensial seperti energi dan industri kendaraan listrik, akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di 2025.

Norman Daulay, yang membahas tren proyek residensial dan komersial, mengungkapkan optimisme bahwa sektor properti akan terus berkembang, meski dengan tantangan yang perlu dihadapi oleh para pengembang.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com