fin.co.id - Di balik senyum penuh harapan seorang Andra Soni yang kini menjadi Gubernur Banten terpilih berdasarkan hasil hitung cepat pemilukada, Rabu, 27 November 2024, terdapat kisah hidup yang penuh liku dan perasaan haru.
Sebagai anak petani sawit yang terlahir di Payakumbuh pada 12 Agustus 1976, Andra Soni telah merasakan pahitnya hidup, di mana setiap langkah menuju pendidikan dan impian seolah terhalang oleh dinding ketidakmampuan ekonomi.
Namun, dari tumpukan tantangan itulah ia menempa dirinya menjadi pribadi yang tak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk masa depan generasi penerus Banten.
Kisahnya bermula dari kehidupan yang sederhana. Andra Soni kecil tumbuh dalam keluarga yang berkecukupan hanya cukup untuk makan hari itu saja. Ketika penghasilan orangtuanya sebagai petani tak lagi mencukupi, mereka pun merantau ke Pekanbaru, Riau.
Namun, nasib tak berbaik hati. Sang ayah terpaksa menjadi kuli bangunan, dan meskipun keras berjuang, penghasilan mereka tetap tidak cukup. Andra dan keluarganya kemudian merantau ke Malaysia, menyeberangi Selat Malaka dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Di Malaysia, meskipun terjebak dalam status pekerja ilegal, Andra Soni tetap diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan. Namun, setelah lulus Sekolah Dasar, ia harus kembali ke Indonesia karena masalah dokumen yang menghambatnya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama.
Andra Soni kembali tinggal bersama kakaknya di Ciledug, Kota Tangerang, dan meskipun kondisi ekonomi kakaknya serba kekurangan, semangat Andra untuk menuntut ilmu tak pernah padam.
Baca Juga
Saat-saat sulit itu terbayar ketika Andra mendapatkan kesempatan menginap di rumah teman yang ternyata merupakan keluarga besar pejabat terhormat.
Keluarga tersebut, yang dipimpin oleh Raden Muhidin Wiranata Kusuma, seorang putra dari Menteri Dalam Negeri pertama, akhirnya mengangkat Andra sebagai anak dan membiayai pendidikannya hingga lulus SMA. Bagi Andra Soni, pendidikan yang diterimanya adalah sebuah kemewahan yang tak ternilai, karena ia tahu betul betapa langkanya kesempatan itu bagi seorang anak petani miskin.
Setelah SMA, Andra Soni kembali menghadapi rintangan besar: biaya kuliah. Dengan semangat yang tak pernah padam, Andra bekerja keras, mengumpulkan uang, dan akhirnya berhasil mendaftar kuliah di STIE Bakti Pembangunan dengan cara mencicil biaya kuliah.
Di tengah kesulitan ekonomi dan krisis moneter yang melanda, Andra Soni tak pernah menyerah. Ia terus bekerja keras, bahkan sambil kuliah di malam hari, hingga akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi yang dulu ia anggap mustahil diraihnya.
Karier Andra Soni pun menanjak. Dari seorang karyawan biasa, ia merintis perusahaan ekspedisi sendiri yang kini memiliki perwakilan di berbagai negara. Kesuksesannya di dunia bisnis membawanya ke dunia politik, di mana ia terpilih sebagai anggota legislatif pada Pemilu 2014 dan kembali terpilih menjadi Ketua DPRD Provinsi Banten pada Pemilu 2019.
Dari kuli bangunan hingga menjadi Ketua DPRD, perjalanan Andra Soni adalah kisah ketekunan dan perjuangan yang penuh inspirasi.
Namun, meski telah mencapai banyak kesuksesan, Andra tak pernah melupakan akar hidupnya. Ia tahu betul bagaimana sulitnya mendapatkan pendidikan yang layak bagi anak-anak yang lahir dari keluarga kurang mampu. Inilah yang mendorongnya untuk mencanangkan program pendidikan gratis bagi warga Banten, khususnya di tingkat SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah.
"Saya ingin setiap anak di Banten memiliki hak yang sama untuk belajar dan berkembang tanpa terkendala oleh kondisi ekonomi keluarga," ujar Andra dengan tulus.