fin.co.id - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengungkapkan bahwa sejumlah perusahaan swasta akan segera memulai groundbreaking pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada bulan Desember 2024.
Hal ini merupakan bagian dari upaya besar untuk mendukung Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan oleh Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Maruarar, dalam diskusinya dengan beberapa pihak, diperkirakan proyek ini akan dimulai di beberapa lokasi di Kalimantan, khususnya Berau di Kalimantan Timur dan di Kalimantan Selatan.
"Bulan depan saya harapkan ada beberapa perusahaan yang memulai groundbreaking perumahan. Dari diskusi saya, kemungkinan besar di Berau dan Kalimantan Selatan," ujar Ara di Depok, Jawa Barat, pada Rabu, 27 November 2024.
Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), sekitar 6 hingga 7 perusahaan besar telah menyatakan komitmennya untuk membantu pemerintah menyediakan rumah bagi MBR, yang menjadi bagian dari strategi untuk mewujudkan target 3 juta unit rumah per tahun.
Program ini bertujuan untuk mengatasi krisis perumahan di Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Salah satu contoh nyata dukungan perusahaan swasta terhadap program ini adalah Agung Sedayu Group, yang sudah mulai membangun perumahan di Tangerang, Banten.
Baca Juga
Maruarar sendiri turut terlibat dalam proyek ini, dengan tanah yang dimilikinya digunakan untuk pembangunan, sementara Agung Sedayu Group bertugas sebagai pengembang.
"Tanahnya dari perusahaan pribadi saya, yang bangun dan mengisi adalah Agung Sedayu Group. Ini akan menjadi contoh semangat gotong royong dari perusahaan besar untuk membantu rakyat yang belum memiliki rumah," kata Ara.
Lebih lanjut, Maruarar menegaskan bahwa penyediaan perumahan untuk rakyat tidak bisa mengandalkan anggaran pemerintah semata. "Kerja sama antara pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan program ini. Program 3 juta rumah ini adalah langkah besar, dan tidak bisa dicapai hanya dengan APBN," tegasnya.
Pemerintah Prabowo-Gibran memang menargetkan pembangunan 3 juta unit rumah per tahun, dengan rincian 2 juta rumah di perdesaan dan 1 juta rumah di perkotaan. Program ini diharapkan bisa mengatasi kekurangan pasokan rumah di Indonesia, yang selama ini menjadi masalah besar, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Maruarar berharap lebih banyak pengembang swasta lainnya akan ikut berpartisipasi dalam program ini. "Kerja sama antara berbagai pihak akan menjadi kunci utama untuk kesuksesan program 3 juta rumah. Saya yakin dengan gotong royong, kita bisa mewujudkan target ini," ungkapnya.
Dengan dukungan dari sektor swasta melalui CSR, diharapkan pembangunan perumahan untuk MBR dapat berjalan lebih cepat dan lebih merata, serta mampu mengurangi masalah ketimpangan perumahan di Indonesia. (*)