Nasional . 23/11/2024, 17:56 WIB
fin.co.id - Dalam wawancara di Podcast chanel Youtube Akbar Faizal Uncensored, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyebut ada 3 kluster di tubuh Polri.
Yaitu: Merah Putih, Partai Cokelat (Parcok) dan Abu-abu. Hal itu dinilai Hasto tidak bisa dibiarkan. Polri harus dikembalikan ke marwahnya.
"Karena justru ada instrumen kekuasaan itu yang dimainkan, maka ini tidak bisa dibiarkan. Kemudian saya menelusir rekam jejak Polri. Saya menemukan sekarang ada 3 kluster Polri," kata Hasto seperti dikutip fin.co.id dari Podcast chanel Youtube Akbar Faizal Uncensored berjudul: CONNIE SEBUT SEKJEN PDIP SEGERA TERSANGKA. HASTO UNGKAP JOKOWI OTAK KRIMINALISASI ANIES yang ditayangkan pada Jumat, 22 November 2024.
Yang pertama, menurut Hasto, kluster Polri Merah Putih. Kluster ini yang sedang diperjuangkan oleh seluruh sebagai warga bangsa. Yaitu Polri yang menegakkan hukum.
"Polri yang presisi dalam pengertian yang sebenarnya. Bukan Polri presisi sebagai anak buah Jokowi. Itu Polri dalam bayangan yang didirikan oleh Raden Said Sukanto, kapolri pertama. Kemudian di Brimob ada sosok jenderal Moh. Yasin. Ada jenderal Hoegeng. Ini kategori Polri dalam wajah ideal yang dicita-citakan oleh pendiri republik," imbuhnya.
Kedua lanjut Hasto, adalah partai cokelat (Parcok). Dia juga menyinggung sosok Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
"Ya mohon maaf ini saya sebut. Termasuk Pak Listyo Sigit. Karena begitu banyak fakta-fakta yang terungkap. Kalau saya mengkritik ini jangan kemudian teman-teman Polri marah. Karena kita ingin mengembalikan marwahnya. Pada kesejatiannya yang berasal dari rakyat. Yang presisi dalam menegakkan hukum dan keadilan. Bukan presisi sebagai hulubalang dari sang raja," paparnya.
Ketiga yang sifatnya abu-abu. Hasto juga terang-terangan menuding Mendagri Tito Karnavian tidak tegas menindak para Penjabat Gubernur dan PJ Kepala Daerah lainnya.
"Soal ini juga mohon maaf saya sampaikan. Pak Tito juga sebagai Mendagri. Begitu banyak laporan terhadap penjabat Kepala Daerah. Tapi beliau sebagai sosok yang seharusnya bersikap tegas dan intelektual luar biasa nggak berani dalam menegakkan penjabat gubernur, penjabat kepala daerah yang dimobilisasi," urainya.
"UU menyatakan tidak boleh ada pergantian jabatan. Mana ada tindakan dari Pak Tito. Jerat-jerat kepentingan itu sudah sangat luar biasa. Ini yang harus kita bongkar,' tutur Hasto.
Pada kesempatan itu, Akbar Faizal bertanya apakah Jokowi masih bisa melakukan segala hal setelah tidak jadi presiden?
"Secara teoritik kekuasaan tidak bisa. Tetapi Jokowi melakukan begitu banyak penempatan jabatan-jabatan strategis sebelum lengser," jawab Hasto.
Dia mencontohkan jabatan Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Dia menyebut Listyo jadi Kapolri melompati 5 Angkatan. "Dan ini dilakukan karena kedekatan personal. Pak Jokowi tanpa dukungan Partai Cokelat bukan siapa-siapa," katanya.
Namun, dia meyakini kekuatan merah putih di Polri jauh lebih besar. Karena terbukti, kalau hanya menjalankan perintah seperti dalam kasus Ferdy Sambo, ternyata perintahnya salah.
"Maka semua masuk hukuman juga. Apalagi sekarang kami ditolong keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengatakan TNI, Polri dan Aparatur negara yang tidak netral bisa dipidana. Jangan lihat hukumannya. Tapi pidananya itu," tutup Hasto.
Seperti diberitakan, Hasto Kristiyanto dengan gamblang menyebut seluruh aparat penegak hukum di bawah kendali kekuasaan. Bahkan, dia menyebut adanya partai cokelat (Parcok) yang diduga adalah Polri.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com