Viral! Rumah di Sulsel Diangkat Gegara Beda Pilihan Cabup Sama Pemilik Tanah

fin.co.id - 05/11/2024, 12:00 WIB

Viral! Rumah di Sulsel Diangkat Gegara Beda Pilihan Cabup Sama Pemilik Tanah

Viral! Rumah di Sulsel Diangkat Gegara Beda Pilihan Cabup Sama Pemilik Tanah

fin.co.id- Jagat media sosial dihebohkan dengan warga Sulaesi Selatan yang menggotong rumah untuk dipindahkan ke lahan lain.

Terdapat dua rumah warga di Kabupaten Baru, Sulses yang dipindahkan karena pemilik rumah dan pemilih tanah berbeda pilihan calon bupati (cabut) pada Pilkada Baru 2024.

Pemilik rumah, Norma, menceritakan bahwa dirinya menerima telepon yang memberitahunya bahwa tanah tempat rumahnya berdiri telah dibeli. Permintaan untuk pindah dari situ secepatnya juga disampaikan kepada tetangga. Peristiwa ini terjadi di Dusun Lojie, Desa Bojo, Kecamatan Mallusetasi, pada Jumat (1/11/2024).

"Saya ditelepon, (katanya) ada mi beli itu tanah. Seboleh-bolehnya kau pindah dari situ, kasih tahu juga tetangga ta (untuk pindah)," kata Norma dikutip pada Selasa (5/11/2024).

Kabar mengenai rumah-rumah yang akan dibongkar karena penghuninya berjoget di acara kampanye calon bupati membuat heboh di kalangan warga setempat. Mereka dipaksa pindah sekitar 300 meter dari tempat sebelumnya karena perbedaan dukungan politik.

Selain Norma, ada pemilik rumah lain yang juga harus memindahkan rumahnya karena perbedaan pilihan calon bupati. Meskipun telah tinggal puluhan tahun di tanah tersebut, pemilik rumah ini diharuskan melepas spanduk bergambar calon bupati yang didukungnya oleh seseorang yang datang.

"Gempar di grup katanya itu rumah yang mau dilengkang (dibongkar), karena penghuninya ada ma joget (berjoget) di anunya (di acaranya) paslon," ujarnya.

"Pindah sekitar 300 meter dari sana (lahan sebelumnya)," tambahnya.

Sementara itu, seorang pemilik rumah lain, membenarkan dia disuruh memindahkan rumahnya karena perbedaan pilihan calon bupati.

"Iye (karena beda pilihan)," ungkapnya.

Ia mengaku sudah puluhan tahun tinggal di tanah itu. Namun, seseorang datang dan menyuruhnya melepas spanduk bergambar paslon yang ia dukung.

"Dia (yang menyuruh pindah). Dia datang dan na suruh ka cabut itu spanduk, kucabut setelah itu saya masuk mengambil pakaian lalu ke rumah keluargaku," pungkasnya.

Ari Nur Cahyo
Penulis