Dari Stunting ke Optimal: Pentingnya Gizi untuk Anak hingga Usia SMA

fin.co.id - 01/11/2024, 08:00 WIB

Dari Stunting ke Optimal: Pentingnya Gizi untuk Anak hingga Usia SMA

RDP Badan Gizi Nasional bersama Komisi IX DPR RI, Senayan, Jakarta, 31 Oktober 2024.

fin.co.id - Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, baru-baru ini mengungkapkan fakta mengejutkan tentang pertumbuhan anak yang sering terabaikan.

Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta pada 31 Oktober 2024, Dadan menekankan bahwa perhatian terhadap gizi anak tidak cukup hanya di 1000 hari pertama kehidupannya.

Ia menegaskan bahwa ada titik kritis kedua dalam rentang usia 8 hingga 17 tahun, yang juga memerlukan perhatian serius.

Dadan menjelaskan bahwa intervensi gizi selama 1000 hari pertama, yang mencakup masa kehamilan, menyusui, dan periode balita, memang sangat penting untuk mencegah stunting.

Namun, ia berargumen bahwa anggapan bahwa gizi anak hanya perlu diperhatikan pada fase awal tersebut adalah keliru. “Jika kita tidak intervensi dengan baik di periode kedua ini, pertumbuhan anak akan tidak optimal,” katanya.

Dadan memberikan contoh konkret dari kehidupan sehari-hari. Ia menceritakan tentang keponakannya yang mengalami masalah tinggi badan akibat diet tidak sehat yang dimulai sejak SMP, meskipun masa 1000 hari pertamanya sudah terpenuhi dengan baik.

Di sisi lain, anaknya yang mendapat asupan gizi yang tepat hingga usia SMA tumbuh dengan tinggi lebih dari 180 cm.

Pernyataan ini menjadi landasan bagi program "Makan Bergizi Gratis" yang kini mencakup anak-anak hingga tingkat SMA.

Program ini bertujuan untuk memastikan semua anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, sehingga dapat tumbuh secara optimal.

"Kami ingin memastikan bahwa generasi mendatang, terutama menjelang Generasi Emas 2045, memiliki kesehatan yang baik dan potensi yang maksimal," tegas Dadan.

Dengan penekanan pada dua titik kritis ini, Dadan mengajak semua pihak untuk lebih sadar akan pentingnya intervensi gizi yang berkelanjutan.

Ini bukan hanya soal menghindari stunting, tetapi juga untuk membangun generasi yang siap menghadapi tantangan di masa depan. (DSW/NIS)

Sigit Nugroho
Penulis