Kontroversi Suswono Soal Janda Kaya Nikahi Pemuda: Kritik Pedas Pramono-Rano hingga Netizen

fin.co.id - 28/10/2024, 08:37 WIB

Kontroversi Suswono Soal Janda Kaya Nikahi Pemuda: Kritik Pedas Pramono-Rano hingga Netizen

Cawagub DKI Jakarta 2024, Suswono. Foto: Faj/Disway Group

fin.co.id - Pernyataan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Suswono, tentang janda kaya yang sebaiknya menikahi pemuda pengangguran, telah menuai kecaman keras dari pasangan calon gubernur Pramono Anung dan Rano Karno.

Kritik ini mengangkat isu serius tentang bagaimana calon pemimpin seharusnya memperlakukan perempuan dan menggunakan humor yang sensitif dalam konteks publik.

Humor yang Dipertanyakan

Juru bicara Pramono-Rano, Chico Hakim, menyatakan bahwa pernyataan Suswono, meskipun dimaksudkan sebagai lelucon, menunjukkan kualitas humor yang rendah dan tak pantas.

"Itu lelucon atau selorohan yang tidak lucu. Selera humor yang rendah," tegas Chico.

Menurutnya, menjadikan perempuan sebagai objek candaan adalah langkah mundur dalam kontestasi Pilkada yang seharusnya dipenuhi dengan ide-ide konstruktif.

Chico menegaskan bahwa dalam pemilihan yang melibatkan banyak isu sensitif, para kandidat seharusnya fokus pada gagasan yang bermanfaat dan tidak merendahkan kelompok tertentu.

"Selera humor yang rendah, yang menempatkan posisi perempuan hanya sebagai objek, dan dijadikan bercandaan," tambahnya.

Menanggapi Isu Kesejahteraan Anak

Pernyataan Suswono muncul di tengah diskusi tentang program kesejahteraan anak-anak yatim yang akan diluncurkan pasangan RIDO. Ia menjelaskan bahwa program Kartu Anak Yatim akan menjadi salah satu tanggung jawab pemerintah untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anak yang membutuhkan.

Suswono mengklaim bahwa gubernur dan wakil gubernur akan berfungsi sebagai orang tua asuh bagi anak-anak yatim di Jakarta.

Namun, meskipun pernyataan itu memiliki niat baik, reaksi dari masyarakat, khususnya kalangan orang tua tunggal, menunjukkan adanya kebutuhan yang lebih mendalam untuk mendiskusikan program-program kesejahteraan lainnya yang dapat menjangkau lebih banyak kalangan.

Reaksi Publik dan Kaitan dengan Sejarah

Pernyataan Suswono juga memicu kemarahan di kalangan masyarakat, terutama umat Islam, yang merasa bahwa lelucon tersebut merendahkan martabat perempuan.

Seorang pengguna media sosial, Naurafayruzya, menulis dengan nada kritis tentang pernyataan Suswono dan mengaitkannya dengan sejarah Nabi Muhammad SAW yang menikahi Siti Khadijah.

Ia menekankan bahwa mahar yang diberikan oleh Nabi Muhammad bukanlah perihal pengangguran, melainkan hasil dari kerja keras. "Beliau berdagang mengikuti pamannya sejak usia 12 tahun," tulisnya, menegaskan bahwa konteks yang diberikan Suswono sangat tidak relevan.

Kontroversi ini menggarisbawahi pentingnya sensitivitas dalam berbicara tentang isu gender, terutama bagi calon pemimpin yang seharusnya menjadi panutan.

Sementara masyarakat menantikan program-program yang bermanfaat dari para calon gubernur dan wakil gubernur, penting bagi mereka untuk menyampaikan pesan dengan bijaksana dan menghargai posisi setiap individu dalam masyarakat.

Sigit Nugroho
Penulis