Cegah Stroke dengan Potasium! Ini Daftar Makanan dan Minuman yang Direkomendasikan Ahli

Meskipun potasium sangat penting, sayangnya banyak orang yang masih kekurangan nutrisi ini.

Menurut data, rata-rata konsumsi potasium kita masih jauh di bawah angka yang direkomendasikan oleh ahli gizi.

Padahal, dengan meningkatkan asupan potasium, kita bisa mengurangi risiko stroke hingga 12-16%.

Jenis Makanan dan Minuman Kaya Potasium yang Wajib Kamu Konsumsi

Untuk memenuhi kebutuhan potasium harian, kamu bisa menambahkan beberapa makanan berikut ke dalam menu makanmu:

• Pisang: Buah kuning ini adalah sumber potasium yang sangat baik. Selain itu, pisang juga mengandung serat yang baik untuk pencernaan.
• Kentang: Jangan anggap remeh kentang ya! Sayuran umbi-umbian ini kaya akan potasium dan berbagai nutrisi penting lainnya.
• Brokoli: Sayuran hijau ini tidak hanya kaya akan vitamin dan mineral, tapi juga mengandung potasium yang cukup tinggi.
• Yogurt: Selain mengandung protein dan kalsium, yogurt juga merupakan sumber potasium yang baik.
• Salmon: Ikan salmon kaya akan omega-3 yang baik untuk jantung. Selain itu, salmon juga mengandung potasium yang cukup tinggi.

Selain di atas, kamu juga bisa mendapatkan potasium dari:

• Jus jeruk
• Melon
• Susu
• Daging segar
• Kismis
• Dada ayam
• Tuna

Tips

• Baca label nutrisi: Sebelum membeli makanan olahan, pastikan kamu membaca label nutrisinya. Perhatikan kandungan potasium dalam setiap porsi.
• Konsumsi buah dan sayur setiap hari: Buah dan sayur adalah sumber potasium yang sangat baik. Usahakan untuk mengonsumsi minimal 5 porsi buah dan sayur setiap hari.
• Konsumsi makanan segar: Makanan segar cenderung lebih kaya nutrisi dibandingkan makanan olahan.

Kesimpulan

Stroke memang menakutkan, tapi kamu bisa mencegahnya dengan gaya hidup sehat.

Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan kaya potasium.

Jadi, mulai sekarang, yuk perbanyak konsumsi buah, sayur, dan makanan lain yang kaya potasium untuk menjaga kesehatan jantung dan otakmu.

Disclaimer: Informasi di atas bersifat edukatif dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan saran medis. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.