fin.co.id - Kembali munculnya narasi kontroversial yang menyatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah rekayasa belaka menjadi sorotan publik.
Klaim ini, yang menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 tidak ada, langsung dibantah oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH.
Dalam penjelasannya, Syahril menekankan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. “Pandemi ini telah melanda hampir seluruh negara di dunia, bukan hanya Indonesia. Klaim ini tidak memiliki bukti yang kuat,” tegasnya saat konferensi pers di Jakarta pada 22 Oktober 2024.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 760 juta kasus dan 6,9 juta kematian di seluruh dunia sejak Desember 2019, menunjukkan dampak nyata dari pandemi ini.
Syahril juga menggarisbawahi bahwa Indonesia, bersama seluruh elemen masyarakat, telah berhasil mengendalikan kasus Covid-19 dan memulai proses pemulihan.
“Status pandemi telah dicabut oleh WHO, yang menandakan bahwa kita telah melewati fase kritis ini,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), telah menerapkan kebijakan "gas dan rem" untuk menyeimbangkan antara penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi.
Baca Juga
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan salah satu langkah strategis yang diambil untuk menjaga keseimbangan ini.
Menanggapi maraknya informasi yang beredar di media sosial, Syahril menegaskan bahwa narasi tentang rekayasa pandemi sudah ketinggalan zaman.
“Kita telah berhasil melalui masa sulit ini, dan saatnya fokus pada pemulihan dan masa depan,” imbuhnya.
Dengan fakta-fakta tersebut, jelas bahwa narasi konspirasi tidak memiliki tempat di tengah kenyataan yang telah dialami oleh masyarakat global.
Diskursus yang berkualitas dan berbasis data menjadi penting untuk mencegah misinformasi yang dapat merugikan banyak pihak.
Kini, tantangan bagi pemerintah dan masyarakat adalah untuk terus melawan stigma negatif dan mempromosikan fakta-fakta yang tepat mengenai pandemi Covid-19. (DSW/NIS)