fin.co.id - Amerika Serikat (AS) telah menjadi sekutu setia Israel sejak negara tersebut berdiri pada 14 Mei 1948. Hubungan yang erat ini melibatkan kolaborasi di berbagai bidang, terutama dalam hal keamanan dan pertahanan.
Namun, dalam konflik yang semakin memanas di Timur Tengah, terutama dengan Iran, AS dan Israel juga bergantung pada sejumlah sekutu regional untuk memperkuat posisi mereka.
Berikut adalah lima negara sekutu yang memainkan peran penting dalam aliansi AS-Israel, meski masing-masing memiliki dinamika yang kompleks.
1. Yordania: Mitra Strategis di Kawasan Sensitif
Yordania merupakan sekutu kunci AS dan Israel, dengan hubungan diplomatik yang sudah terjalin sejak 1949 dengan AS dan 1994 dengan Israel.
Letak geografisnya yang strategis, berbatasan langsung dengan Israel dan Palestina, membuat Yordania menjadi pemain penting dalam menjaga stabilitas regional.
- Peran dalam Konflik : Yordania berperan penting dalam membantu Israel, seperti saat mencegat rudal-rudal yang diluncurkan oleh Iran ke Tel Aviv. Ini menunjukkan bagaimana Yordania terlibat langsung dalam isu-isu pertahanan kawasan.
- Bantuan dari AS : Sebagai imbalan atas kontribusinya, Yordania menerima bantuan militer tahunan lebih dari USD 1 miliar dari AS. Bantuan ini menjadi salah satu komponen vital bagi kemampuan Yordania untuk berperan dalam konflik Timur Tengah.
Namun, meskipun Yordania membantu Israel di beberapa bidang militer, kerajaan ini juga tetap mendukung hak-hak Palestina, menciptakan keseimbangan yang sulit dalam menjaga hubungan baik dengan semua pihak.
2. Bahrain: Sekutu Utama Non-NATO AS dengan Hubungan Diplomatik Rumit
Bahrain telah menjadi sekutu utama non-NATO bagi AS sejak 2001. Negara ini juga menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel pada 2020 melalui Perjanjian Abraham. Namun, hubungan Bahrain-Israel tidak selalu mulus.
Baca Juga
- Militer dan Keamanan : Hubungan Bahrain dan AS ditandai dengan kehadiran Fasilitas Pendukung Angkatan Laut (NSA) AS di Bahrain, sebagai bagian dari kesepakatan pertahanan sejak 1991. Ini menjadikan Bahrain sebagai titik strategis bagi AS di kawasan Teluk.
- Tantangan Diplomatik : Meski hubungan formal dengan Israel terjalin, Bahrain menarik duta besarnya dari Israel dan mengusir duta besar Israel pada 2023, sebagai respons terhadap serangan Israel ke Gaza. Tindakan ini menunjukkan ketegangan yang bisa muncul, terutama ketika Israel terlibat dalam konflik dengan Palestina.
3. Arab Saudi: Sekutu AS yang Enggan Mendukung Israel
Arab Saudi memiliki kemitraan strategis dengan AS selama lebih dari 80 tahun, terutama di bidang keamanan, energi, dan teknologi. Meski Arab Saudi menjadi pelanggan besar penjualan senjata dari AS, hubungannya dengan Israel tetap rumit.
- Ketergantungan Militer : AS adalah pemasok utama senjata bagi Arab Saudi, dengan penjualan dalam skema Foreign Military Sales (FMS) yang terus meningkat. Ini memberikan keuntungan strategis bagi AS dalam memperkuat aliansi dengan Riyadh.
- Sikap Terhadap Israel : Meski bersekutu dengan AS, Arab Saudi tidak mendukung Israel, terutama dalam konflik dengan Palestina. Pada pertemuan negara-negara Teluk di Qatar, Riyadh bahkan berjanji kepada Iran untuk tidak membantu Israel, menegaskan bahwa dukungan Saudi terhadap AS tidak selalu sejalan dengan dukungan terhadap Israel.
4. Uni Emirat Arab (UAE): Mitra Baru Israel dengan Sikap Netral dalam Konflik
Uni Emirat Arab adalah salah satu negara yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020, melalui Perjanjian Abraham, yang membuka pintu bagi kerja sama ekonomi dan diplomatik antara kedua negara. Namun, UAE memilih sikap netral dalam konflik yang melibatkan Israel.
- Kerja Sama Ekonomi dan Pertahanan : UAE memiliki hubungan erat dengan AS di berbagai bidang, termasuk pertahanan, perdagangan, dan energi. Negara ini juga memiliki hubungan bisnis yang kuat dengan Israel, terutama setelah normalisasi hubungan.
- Netralitas dalam Konflik : Meski memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, UAE secara tegas menyatakan tidak akan mendukung Israel dalam eskalasi konflik di kawasan, seperti dalam pertemuan negara-negara Teluk pada 2023. Sikap ini mencerminkan upaya UAE untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan regional dan global.
5. Qatar: Sekutu Utama AS yang Kritis Terhadap Israel
Qatar menjadi sekutu utama AS pada 2022 dan memainkan peran penting dalam keamanan kawasan. Negara ini memiliki kerja sama strategis dengan AS, terutama dalam bidang pertahanan, namun hubungan Qatar dengan Israel sangat berbeda.
- Kontribusi Terhadap Keamanan AS : Qatar adalah salah satu pembeli terbesar sistem pertahanan udara AS, seperti jet tempur F-15 dan helikopter Apache, menjadikan negara ini mitra penting bagi industri pertahanan AS.
- Kritik Terhadap Israel : Meskipun menjadi sekutu AS, Qatar tidak mendukung Israel dalam konflik Timur Tengah. Pada pertemuan GCC di Doha, Qatar menegaskan bahwa mereka tidak akan membantu Israel dan bahkan mendesak Israel untuk menghentikan pendudukan ilegal di Palestina, menggarisbawahi sikap pro-Palestina Qatar.
Dalam dinamika geopolitik Timur Tengah, hubungan AS dan Israel dengan sekutu-sekutu regional tidak selalu berjalan mulus. Meskipun negara-negara ini bekerja sama dalam bidang militer dan ekonomi, kepentingan nasional masing-masing sering kali menghasilkan perbedaan sikap terhadap Israel, terutama dalam isu Palestina. (*)