fin.co.id - Dalam momen yang penuh simbolisme dan perhatian publik, Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto mengadakan pertemuan eksklusif yang berlangsung selama lebih dari dua jam. Pertemuan makan malam ini berlangsung pada Selasa, 8 Oktober 2024, di restoran Plataran, kawasan Gelora Bung Karno (GBK).
Dalam sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya, Jokowi membagikan foto yang memperlihatkan keduanya duduk berhadapan di meja makan, dengan senyum ramah yang menyiratkan lebih dari sekadar diskusi biasa.
"Dua jam lebih, diskusi santai sambil santap malam bersama Presiden Terpilih Pak @prabowo," tulis Jokowi dalam keterangannya. Tapi di balik senyum hangat dan suasana informal itu, publik menangkap lebih banyak pesan tersembunyi dari pertemuan yang tampaknya sederhana ini.
Dalam pertemuan tersebut, meski tampak santai, jelas bahwa diskusi yang terjadi membawa beratnya beban transisi kepemimpinan di Indonesia.
Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengonfirmasi bahwa pertemuan ini membahas hal-hal penting terkait keberlanjutan program-program pemerintahan. “Jokowi dan Prabowo membahas berbagai hal, terutama terkait keberlanjutan program-program pemerintah saat ini di kabinet yang baru,” jelas Ari, dikutip Rabu, 9 Oktober 2024.
Namun, yang paling menarik dari momen ini adalah kesan kuat dari gimik politik yang disampaikan melalui pertemuan santai tersebut. Publik melihat adanya penguatan citra dua pemimpin bangsa yang ingin memperlihatkan harmoni dan kesinambungan meski berbeda latar belakang dan gaya kepemimpinan.
Gimik ini memancarkan pesan bahwa transisi kekuasaan antara Jokowi dan Prabowo akan berlangsung mulus, serta bahwa keduanya berada dalam satu frekuensi demi masa depan bangsa.
Baca Juga
Ini bukan sekadar makan malam biasa. Gaya santai yang ditampilkan menegaskan bahwa meskipun Prabowo kini menjadi presiden terpilih, hubungan antar-keduanya tetap erat.
Keduanya, yang pernah menjadi rival dalam panggung politik, kini menampilkan persahabatan politik yang matang, memperlihatkan bagaimana kekuatan komunikasi informal bisa memainkan peran penting dalam memperlancar transisi pemerintahan.
Jokowi, dengan kemeja putih khasnya, menunjukkan keterbukaannya untuk terus mendukung Prabowo dalam membangun negara. Di sisi lain, Prabowo terlihat tenang dan siap untuk meneruskan tongkat estafet kepemimpinan, dengan sorotan yang jelas pada keberlanjutan program-program prioritas Jokowi.
Simbolisme yang tercipta dari pertemuan ini tidak dapat diremehkan. Makan malam yang seolah-olah sederhana ini menyimpan pesan mendalam bagi publik dan para pengamat politik, bahwa masa transisi ini bukan tentang konflik atau gesekan, melainkan tentang kolaborasi.
Dengan suasana yang hangat dan santai, Jokowi seakan memberikan restu kepada Prabowo, menciptakan gimik transisi yang kuat dan penuh arti bagi stabilitas politik di Indonesia.
Dalam dua jam itu, tak hanya menu makanan yang tersaji, tetapi juga perbincangan masa depan negeri yang menyentuh inti pemerintahan. Kini, dengan pertemuan ini, publik semakin yakin bahwa estafet kekuasaan akan diserahkan dengan penuh kepercayaan, tanpa drama atau ketegangan politik.
Pertemuan ini bukan hanya sekadar makan malam, melainkan sebuah langkah politik yang memancarkan optimisme dan harapan. (DSW/ANI)