Baim Wong, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang humoris dan penuh cinta kepada keluarganya, kini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa orang-orang terdekatnya telah melukai hatinya.
Dalam keterbukaannya, Baim tidak menunjukkan kemarahan yang meledak-ledak, tetapi justru kesedihan yang dalam—kesedihan karena dua orang yang ia percaya, telah menghancurkan segalanya.
Saat ini, publik terus bertanya-tanya apakah drama ini akan mencapai akhir yang damai atau semakin memperuncing ketegangan antara para tokoh yang terlibat. Paula, Baim, dan Dimas Seto kini menjadi figur-figur yang tidak hanya memainkan peran di layar kaca, tetapi juga dalam skenario kehidupan nyata yang penuh air mata dan kegetiran.
Bagaimanapun juga, hati yang terluka membutuhkan waktu lama untuk pulih, dan cerita ini menjadi bukti nyata bahwa cinta, meskipun terlihat sempurna, bisa hancur dengan satu langkah pengkhianatan. (*)
