Chiki Fawzi Tenggelam dalam Penyesalan: Tak Penuhi Permintaan Terakhir Marissa Haque

fin.co.id - 06/10/2024, 12:40 WIB

Chiki Fawzi Tenggelam dalam Penyesalan: Tak Penuhi Permintaan Terakhir Marissa Haque

Chiki Fawzi, Ikang Fawzi, saat pemakaman Marissa Haque (Disway-Hasyim)

fin.co.id - Hati Chiki Fawzi kini dihantui penyesalan mendalam atas permintaan terakhir sang ibunda, Marissa Haque, yang tak sempat ia penuhi semasa hidupnya.

Di saat-saat terakhir, Marissa Haque hanya ingin duduk bersama anaknya di meja makan, sekadar berbagi waktu dan cerita. Namun, kesibukan dan rutinitas sehari-hari membuat Chiki mengabaikan permintaan sederhana itu—sebuah keputusan yang kini menghantui hatinya.

"Ibu bilang, 'sini dong ngobrol sama ibu di meja makan, ibu kangen'. Saya banyak abaikan itu, nyesel banget," kata Chiki dengan suara bergetar, mengungkap penyesalannya di Pelangi Bintaro, Tangerang Selatan, pada Minggu, 6 Oktober 2024.

Namun, bukan hanya momen hangat di meja makan yang terlewat. Marissa Haque, dengan kasih sayangnya, pernah mengajak Chiki untuk berkolaborasi dalam bisnis fesyen hijab.

Meski tahu itu adalah bentuk cinta dari ibunya, Chiki kembali menolak. Berbeda selera fesyen menjadi alasannya, namun kini alasan itu terasa begitu sepele di tengah rasa bersalah yang mendalam.

"Aku cuma lihat sekilas lagi nyetir, nggak lihat full videonya (rencana kolaborasi dari Marissa Haque). Terus aku bilang, 'nggak ah bu, norak'," ucap Chiki dengan getir, mengingat bagaimana ia menolak ide ibunya dengan kata-kata yang terasa tajam di hatinya kini.

Kini, setelah kepergian ibunda tercinta, Chiki tenggelam dalam rasa sesal. Waktu yang tak bisa kembali, kata-kata yang tak bisa ditarik, dan momen-momen yang hilang selamanya.

"Saya sayang banget sama ibu saya, tapi keasyikan dengan dunia sendiri. Semua penyesalan itu kayak, ya Allah," ucapnya lirih.

Kisah Chiki Fawzi ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang betapa berharganya waktu bersama orang-orang tercinta.

Sebuah penyesalan yang menyayat hati, mengajarkan bahwa cinta tak selalu butuh hal besar—kadang hanya sepotong waktu dan kehadiran sudah cukup berarti. (*)

Sigit Nugroho
Penulis