fin.co.id - Sebanyak 12 anak penghuni panti asuhan di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, yang diduga menjadi korban pelecehan oleh pimpinan panti kini dalam pengawasan Rumah Perlindungan Sosial (RPS) Dinas Sosial setempat untuk diberikan trauma healing.
Diketahui, dugaan pelecehan ini terungkap dari video amatir saat warga setempat mendatangi panti asuhan usai mendapat informasi adanya anak di panti tersebut yang mendapatkan aksi tak senonoh dari tiga pimpinan panti, pada Kamis malam, 3 Oktober 2024.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Jumat 4 Oktober 2024, mengatakan saat ini sudah ada dua orang pelaku yang ditangkap oleh Satreskrim polres Metro Tangerang Kota.
"Dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan oleh Sat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota dan satu tersangka masih dalam pengejaran," terang Ade berdasarkan keterangan yang didapat FIN, Jumat malam.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Advokasi Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AP2KB Kota Tangerang Titto Chairil Yustiadi menyatakan anak-anak dalam kondisi sehat.
Namun, usai dilakukan pemindahan dari panti asuhan ke RPS yang diketahui ditonton banyak warga, maka pagi tadi dilakukan pendampingan trauma healing.
“Dalam hal ini, DP3AP2KB Kota Tangerang mendapatkan Satgas UPTD PPA Kota Tangerang untuk melakukan aktivitas storytelling atau bercerita. Alhamudlillah, anak-anak dalam kondisi baik, aktif dan saling menjaga satu sama lain,” tutur Tito.
Baca Juga
Ia pun menjelaskan, dalam storytelling ini, DP3AP2KB Kota Tangerang berupaya mengurangi gejala depresi, kecemasan atau gangguan stress pada anak-anak usai kejadian ini. Para petugas juga berupaya melakukan pendekatan, untuk berupaya memahami pikiran, perasan ataupun pengalaman yang anak-anak alami.
“Kami berupaya membingkai ulang ingatan anak-anak dengan cara yang sehat dan meningkatkan kesehatan mereka secara terukur. Hasilnya, tim akan membuat rencana pemulihan untuk ke 12 anak-anak tersebut,” kata Tito.
12 anak-anak pada kasus dugaan pelecehan di dalam panti asuhan ini juga akan menjalani konseling psikologi dan tes kesehatan, yakni untuk kebutuhan pendalaman Kepolisian untuk selanjutnya dilakukan BAP jika ditemukan terduga korban baru.