fin.co.id - Kabar kepergian Marissa Haque menyisakan luka mendalam di hati banyak orang. Sosoknya yang cerdas dan penuh kasih sayang, terutama terhadap suaminya, Ikang Fawzi, kini hanya menyisakan kenangan.
Dalam wawancara emosional bersama Insertlive yang dilakukan dua bulan sebelum kepergiannya, Marissa secara jujur mengungkapkan ketakutannya akan kehilangan.
Dengan nada bercanda, ia menyatakan, “Oh ya takut, aku bilang sama Ikang, ‘nanti kalau meninggal duluan mendingan Ibu, ya.’” Ucapan tersebut, meskipun terdengar ringan, mengisyaratkan kedalaman rasa khawatirnya akan hidup tanpa Ikang di sisinya.
Ikang, dengan ketenangan khasnya, mencoba menenangkan Marissa dengan candaan tentang umur perempuan yang biasanya lebih panjang. Namun, dalam hati, kita tahu betapa beratnya perasaan tersebut.
Marissa tampak menerima kenyataan bahwa kematian adalah takdir yang harus dihadapi setiap insan, tetapi ketakutan akan masa depan anak-anaknya jelas mengganggu pikirannya.
Pasangan ini telah mempersiapkan segalanya untuk anak-anak mereka, berdiskusi terbuka mengenai aset dan rencana masa depan. “Kita sudah terbuka sama anak-anak tentang aset yang sudah kita kumpulkan,” ungkap Ikang.
Hal ini mencerminkan cinta dan tanggung jawab mereka sebagai orang tua, berusaha untuk memastikan tidak ada kebingungan di masa depan.
Baca Juga
Keberanian Marissa dan Ikang untuk berbicara tentang kematian dan perencanaan yang matang seharusnya menjadi inspirasi bagi kita semua.
Dalam kesedihan ini, mereka menunjukkan bahwa cinta sejati bukan hanya tentang kebersamaan di saat bahagia, tetapi juga kesiapan menghadapi segala kemungkinan yang datang.
Ketulusan dan keikhlasan mereka dalam menghadapi takdir, menyentuh hati banyak netizen. Kini, Marissa Haque telah pergi, tetapi semangatnya dan cinta yang ditinggalkannya akan selalu hidup dalam ingatan kita.
Kita kehilangan bukan hanya seorang artis, tetapi juga seorang ibu dan istri yang penuh kasih. Seperti yang pernah ia katakan, “Kita orang manajemen, jadi kita selalu bikin planning dalam hidup.”
Kini, mari kita lanjutkan perencanaan itu dengan menghargai setiap momen yang kita miliki. (*)