Ekonomi . 23/09/2024, 18:10 WIB

Harga Beras di Indonesia Paling Mahal di ASEAN

Penulis : Khanif Lutfi
Editor : Khanif Lutfi

fin.co.id - Beberapa waktu lalu, Country Director for Indonesia and Timor-Leste, World Bank, Carolyn Turk, mengungkapkan bahwa harga beras di Indonesia jauh lebih tinggi 20 persen jika dibandingkan dengan harga beras di negara ASEAN lainnya.

Hal ini, menurutnya, juga menjadikan harga beras di Indonesia menjadi beras dengan harga paling mahal se-ASEAN. Selain itu, dirinya juga menambahkan bahwa hal ini juga diikuti oleh pendapatan petani, yang masih di bawah USD1 atau setara Rp 15.207 per-hari.

"Konsumen Indonesia kami perkirakan masih membayar hingga 20 persen lebih mahal untuk makanan mereka," jelas Carolyn dalam keterangan resminya pada Kamis 19 September 2024.

Menanggapi hal ini, Ekonom sekaligus dosen Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengungkapkan hal ini disebabkan oleh biaya produksi beras di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

"Produksi domestik yang belum mampu memenuhi permintaan menyebabkan fluktuasi harga internasional mempengaruhi harga di dalam negeri. Selain itu, biaya produksi beras di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya karena keterbatasan teknologi pertanian, infrastruktur irigasi yang belum optimal, serta tingginya harga pupuk dan distribusi," ungkap Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Senin 23 September 2024.

Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa terdapat beberapa faktor lain yang juga turut berperan dalam mahalnya harga beras di Indonesia. Salah satunya adalah sistem distribusi pangan yang tidak efisien.

"Sistem distribusi pangan yang tidaak efisien juga turut berkontribusi pada tingginya harga beras, dengan rantai distribusi yang panjang serta adanya spekulasi harga di pasar," ujar Achmad.

Menurut Achmad, perlu adanya percepatan modernisasi dalam sektor pertanian untuk bisa menurunkan harga beras. Selain itu, adanya perbaikan dalam sistem pertanian juga akan mendukung perbaikan infrastruktur serta memangkas rantai distribusi agar lebih efisien.

"Selain itu, pengelolaan cadangan beras oleh Bulog juga harus ditingkatkan untuk menjaga stabilitas harga dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor," tutup Achmad. (Bia)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com