Tiket Pesawat Mahal, IEAB: Tak Hanya Avtur, Industri Penerbangan Kurang Kompetitor dan Armada

fin.co.id - 20/09/2024, 11:26 WIB

Tiket Pesawat Mahal, IEAB: Tak Hanya Avtur, Industri Penerbangan Kurang Kompetitor dan Armada

Harga bahan bakar pesawat atau avtur bukan lagi menjadi salah stau penyebab mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia.

fin.co.id - Harga bahan bakar pesawat atau avtur bukan lagi menjadi salah stau penyebab mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia. Karena, masih ada berbagai faktor lain yang turut berperan, seperti komponen suku cadang (spare part) dan bahan bakar (fuel).

"Namun, adanya masalah yang lebih mendasar dalam industri penerbangan nasional, yaitu kurangnya kompetitor, dan armada yang memadai," kata Direktur Eksekutif Institut Energi Anak Bangsa (IEAB), M Niko Kapisan kepada wartawan, Jumat 20 September 2024.

Niko menjelaskan, kurangnya kompetitor dalam industri penerbangan berpotensi menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga tiket pesawat. Dengan terbatasnya jumlah maskapai yang beroperasi, kata dia, muncul kekhawatiran kondisi ini dapat menyebabkan praktik monopoli harga, yang pada akhirnya merugikan masyarakat luas.

"Kami tidak ingin situasi ini berkembang menjadi salah satu indikasi terbesar dalam menentukan harga tiket pesawat. Tanpa adanya kompetisi yang sehat, harga tiket dapat dengan mudah dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu, dan masyarakat akan menjadi korban," tutur Niko.

Lebih lanjut, Niko mengingatkan pemerintah untuk tidak terpaku hanya pada isu harga avtur sebagai penyebab kenaikan harga tiket pesawat. Seyogianya, kata dia, pemerintah jeli melihat penyebab kenaikan harga tiket pesawat itu.

"Pemerintah harus melihat secara lebih luas terkait persoalan ini. Jangan sampai ketika isu avtur dihembuskan oleh salah satu maskapai, masyarakat diarahkan untuk berpikir bahwa avtur adalah satu-satunya penyebab tiket pesawat mahal. Ternyata, ada indikasi permainan harga oleh maskapai yang memanfaatkan kondisi minimnya kompetitor."

IEAB juga menyuarakan kekhawatiran terkait potensi agenda kelompok tertentu yang ingin masuk ke dalam bisnis avtur di Indonesia, dengan memanfaatkan isu ini demi keuntungan mereka. Menurut Niko, pajak yang tinggi dalam proses produksi hingga distribusi avtur juga turut mempengaruhi harganya, dan hal ini perlu dievaluasi oleh pemerintah untuk memastikan penetapan harga yang adil.

IEAB meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait potensi adanya praktik kartel tiket pesawat yang dilakukan oleh beberapa maskapai.

"Dengan minimnya kompetisi, potensi praktik kartel menjadi lebih besar. Kami menduga ada indikasi kuat adanya kartel yang mengatur harga tiket pesawat, dan ini perlu ditindaklanjuti demi kepentingan masyarakat," tegas Niko.

IEAB berharap pemerintah dan KPPU dapat segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan industri penerbangan yang sehat, kompetitif, dan adil bagi semua pihak.

Dia juga menuturkan, Institut Energi Anak Bangsa (IEAB) adalah lembaga riset independen yang fokus pada kebijakan energi dan ketahanan energi nasional. IEAB berkomitmen untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sektor energi Indonesia, serta memperjuangkan kepentingan rakyat melalui kajian dan advokasi kebijakan.

Mihardi
Penulis