fin.co.id - Sebanyak sembilang orang tewas termasuk salah seorang anak dalam ledakan massal alat komunikasi pager di Lebanon pada Selasa 18 September 2024.
Ratusam pager tersebut milik Hizbullah yang meledak di seluruh Lebanon.
Pager merupakan perangkat komunikasi kecil yang umum digunakan sebelum telepon seluler tersebar luas, perangkat ini bisa menampilkan teks pendek untuk pengguna.
Menteri Kesehatan Lebanon Firas Al-Abiad menyebut, sebanyak 2.750 lainnya juga terluka, termasuk 200 di antaranya dalam kondisi kritis akibat ledakan tersebut.
Baca Juga
- Israel Siapkan Aksi Militer Terhadap Iran, Koordinasi dengan Amerika Serikat Diperkuat
- 5 Negara Sekutu AS dan Israel di Timur Tengah: Kekuatan dan Dinamika yang Kompleks
Media Lebanon menduga perangkat tersebut meledak setelah Israel meretas sistem komunikasi.
Sementara itu, Hizbullah mengkonfirmasi bahwa dua anggotanya ikut tewas dan beberapa terluka dalam ledakan masal itu.
“Sekitar pukul 3:30 siang (8:30 malam WIB) pada Selasa, 17 September 2024, beberapa perangkat penyeranta yang digunakan oleh berbagai anggota unit dan lembaga Hizbullah meledak,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan dilansir dari Anadolu.
Kelompok tersebut menganggap Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas ledakan nirkabel tersebut dan bersumpah akan melakukan balasan yang adil dari pihak yang tak terduga terhadap Tel Aviv.
Namun belum ada tanggapan dari Israel mengenai insiden tersebut.
Baca Juga
- Iran Larang Warganya Bawa Pager dan Walkie-Talkie Dalam Pesawat Komersial
- Korut Sebut Korea Selatan Kirim Drone Bawa Selebaran Propaganda
Selasa pagi, Topaz Luk, penasihat dekat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengisyaratkan dalam sebuah unggahan di X bahwa Israel berada di balik ledakan perangkat radio nirkabel di seluruh Lebanon, namun dia kemudian menghapus unggahan tersebut.
Namun, kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang memisahkan perdana menteri dari unggahan penasihatnya.
Kementerian Kesehatan Lebanon sebelumnya mendesak semua warga negara yang memiliki perangkat komunikasi penyeranta untuk segera membuangnya.
Ledakan massal itu terjadi di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. (*)
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq