fin.co.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengalami perpecahan serius setelah musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang berlangsung pada 14 September 2024.
Anindya Novyan Bakrie terpilih sebagai ketua umum untuk periode 2024-2029, namun konflik internal yang muncul kini menimbulkan kebingungan di kalangan investor dan pemerintah.
Ekonom Celios Bhima Yudhistira mengecam keras perpecahan Kadin yang saat ini terbagi menjadi dua kubu. "Perpecahan ini sangat disayangkan. Banyak pengurus Kadin yang terlibat dalam pemerintahan, dan konflik ini tampaknya berakar pada isu politik, seperti dukungan kepada Prabowo," ujar Bhima kepada Disway, dikutip fin, Selasa 17 September 2024.
Menurut Bhima, situasi ini berpotensi menghambat fungsi Kadin sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan ekonomi. "Kadin memainkan peran penting dalam memberikan masukan dan aspirasi dari pelaku usaha. Dengan adanya dua kubu, tugas Kadin bisa terpecah dan aspirasi pelaku usaha mungkin tidak tersampaikan dengan efektif kepada pemerintah," jelasnya.
Bhima juga mengingatkan bahwa kebingungan tidak hanya akan dirasakan oleh pemerintah. "Dari sisi pemerintah, ada kekhawatiran mengenai Kadin versi mana yang akan diundang dalam rapat-rapat atau kegiatan resmi. Hal ini juga akan membingungkan investor asing yang ingin menjalin kerjasama dengan pengusaha lokal melalui Kadin," tambahnya.
Ketua Umum Kadin yang baru terpilih, Anindya Bakrie, menggantikan Arsjad Rasjid, ketua umum sebelumnya. Dengan adanya perpecahan ini, tantangan besar menanti Kadin dalam menjaga perannya sebagai jembatan antara pemerintah dan dunia usaha.
Kondisi ini menambah keraguan di pasar dan di antara para pemangku kepentingan, serta menuntut penyelesaian cepat agar fungsi Kadin sebagai lembaga penghubung ekonomi tetap efektif. (DSW/SAB)