Laga Indonesia vs Australia Jadi Sorotan Gegara Kualitas Rumput GBK Buruk, Netizen: Cocoknya Buat Ternak Sapi Wae!

fin.co.id - 11/09/2024, 06:56 WIB

Laga Indonesia vs Australia Jadi Sorotan Gegara Kualitas Rumput GBK Buruk, Netizen: Cocoknya Buat Ternak Sapi Wae!

Kondisi rumput SU GBK yang dianggap buruk, hingga membuat Sandy Wals kesulitan dalam mengontrol bola. (Sumber X)

fin.co.id - Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) kembali menjadi sorotan usai kondisi rumputnya yang buruk mengganggu laga Timnas Indonesia melawan Australia dalam babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Selasa malam.

Sebelum pertandingan, kondisi rumput GBK tampak memadai. Namun, hujan deras yang mengguyur Jakarta pada malam sebelum pertandingan membuat keadaan lapangan memburuk drastis.

Beberapa area rumput terlihat menjadi bocel dan tidak rata, mengganggu permainan yang seharusnya berjalan lancar.

Panitia penyelenggara bahkan terpaksa memindahkan sesi latihan tim ke lapangan A dan Stadion Madya untuk menghindari kerusakan lebih lanjut. Meskipun demikian, kondisi rumput tetap tidak optimal saat pertandingan berlangsung.

Salah satu momen kritis terjadi di awal pertandingan ketika tendangan Sandy Walsh mengenai area rumput yang terlepas dari tanah, menyebabkan gangguan pada alur permainan.

Ketidakstabilan lapangan juga berdampak pada serangan Timnas Indonesia, yang tidak dapat berkembang dengan baik karena kondisi lapangan yang tidak mendukung.

Komentar netizen mengkritik keras kondisi lapangan GBK, dengan beberapa menyebutnya tidak layak untuk pertandingan internasional.

Bahkan, kondisi rumput GBK yang buruk sampai menjadi trending topik di sosial media X. Sejumlah netizen secara serius meminta penanganan agar hal ini tidak terjadi lagi karena dianggap memalukan.

"Rumputnya kayak foto di sosmed, kelihatan mulus di foto tapi aslinya beda," tulis seorang warganet.

Yang lain menambahkan, "Rumput GBK gak cocok buat bola, cocoknya buat ternak sapi wae lah."

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang sebelumnya mengklaim kondisi lapangan sudah dalam keadaan prima, kini menghadapi kritik tajam.

Meskipun Erick memeriksa stadion sehari sebelum pertandingan dan memastikan kondisi rumput dalam keadaan baik, hasilnya justru menunjukkan sebaliknya.

Dengan pertandingan ini, GBK kembali menunjukkan kekurangan infrastruktur yang perlu segera diperbaiki jika Indonesia ingin terus menggelar pertandingan berkualitas di stadion bersejarah ini.

Penanganan cepat dan efektif terhadap masalah rumput GBK adalah langkah penting untuk memastikan pengalaman pertandingan yang lebih baik di masa depan. (*)

Sigit Nugroho
Penulis