fin.co.id - Mgr. Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, yang lebih dikenal sebagai Kardinal Suharyo, merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam Gereja Katolik di Indonesia.
Lahir pada 9 Juli 1950 di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, perjalanan hidupnya mencerminkan dedikasi dan komitmen yang mendalam terhadap iman dan pelayanan.
Dari pendidikan awal hingga posisi tertinggi dalam gereja, Kardinal Suharyo telah menunjukkan kepemimpinan yang visioner dan inspiratif.
Pendidikan dan Penahbisan
Baca Juga
- Dari Boneka Kain Perca hingga Bakwan Sagu Papua: UMKM Perempuan Ini Cetak Prestasi di SisBerdaya 2024
- Sudah Ada Sejak Tahun 1851, Mari Intip Rekomendasi Sepatu dari Brand Legendaris Seperti Bally
Setelah menyelesaikan pendidikan awalnya di Seminari Menengah Mertoyudan, Yogyakarta, Mgr. Suharyo melanjutkan studinya di Seminari Tinggi Kentungan, Yogyakarta.
Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1976, setelah menyelesaikan pendidikan teologi di Universitas Kepausan Urbaniana di Roma.
Gelar doktor dalam bidang teologi yang diperolehnya di Roma memperkuat fondasi intelektual dan spiritualnya, mempersiapkannya untuk menghadapi tantangan dalam pelayanan pastoral dan kepemimpinan gereja. Karir Kepemimpinan Gereja
Pada tahun 1997, Mgr. Suharyo diangkat menjadi Uskup Keuskupan Agung Semarang, sebuah langkah awal yang signifikan dalam karir kepemimpinannya.
Selama masa jabatannya di Semarang, ia dikenal karena pendekatannya yang progresif dan penuh perhatian terhadap kebutuhan umat.
Baca Juga
- 5 Alasan untuk Tidak Curhat di Medos saat Punya Masalah: Bukan Solusi yang Kamu Dapat!
- PayLater Bukan cuma buat Belanja Impuls! Ini Dia Manfaatnya bagi Kamu yang Pintar Atur Keuangan
Kepemimpinan ini membawanya ke Jakarta pada tahun 2009, di mana ia menggantikan Mgr. Julius Darmaatmadja sebagai Uskup Agung Jakarta.
Peran ini merupakan salah satu posisi paling penting dalam Gereja Katolik Indonesia, mengingat Jakarta adalah pusat kegiatan gereja dan masyarakat yang besar. Kontribusi dan Penghargaan
Sebagai Uskup Agung Jakarta, Mgr. Suharyo memimpin dengan pendekatan pastoral yang inklusif dan mengutamakan dialog antarumat beragama.
Ia dikenal sebagai pendukung hak asasi manusia dan keadilan sosial, sering kali bersuara lantang dalam isu-isu penting seperti perlindungan lingkungan, keadilan sosial, dan kesejahteraan kaum miskin dan terpinggirkan.
Pendekatannya ini tidak hanya mendapatkan pengakuan dari dalam komunitas Katolik, tetapi juga dari masyarakat luas.
Pada tahun 2019, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Kardinal, menandai tonggak penting dalam karirnya.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq