Prof Henri Subiakto Bilang Rezim Jokowi Pakai Buzzer dari Kalangan Artis hingga Ustaz untuk Kepentingan Politik Dinasti

fin.co.id - 29/08/2024, 06:49 WIB

Prof Henri Subiakto Bilang Rezim Jokowi Pakai Buzzer dari Kalangan Artis hingga Ustaz untuk Kepentingan Politik Dinasti

Profesor Henri Subiakto

fin.co.id-  Guru besar Universitas Airlangga (Unair) prof Henri Subiakto mengatakan, rezim Jokowi menggunakan buzzer untuk menyuarakan kepentingan politik dinasti. 

Prof Henri mengatakan hal tersebut, merujuk pada perbincangan Deddy Corbuzier di podcast-nya dengan dua narasumber yakni M Qodari dan Raymon Chin. 

Di podcast tersebut, Raymond Chin mengaku punya nama-nama artis yang dibayar sebagai buzzer untuk gagalkan hastag 'Indonesia Darurat Demokrasi' yang sempat viral hingga berujung demontrasi mahasiswa di gedung DPR RI. 

"Makin nyata selama ini ada upaya para buzzer ynag dibayar bekerja membuat narasi narasi untuk menggagalkan gerakan rakyat yang sedang demonstrasi menegakkan demokrasi dengan mengoreksi rezim Jokowi" ujar Prof Henri Subiakto di akun X miliknya, Kamis 29 Agustus 2024.

Prof Henri mengatakan, di setiap jaman selalu ada orang-orang yang dibayar melakukan apa saja untuk menjadi pembenar tindakan penguasa. 

Mereka bertugas mempengaruhi opini agar mengikuti agenda politik penguasa. 

" Ini yang oleh Filsuf Perancis Louis Althusser disebut Ideological State Apparatus atau ISA. Mereka bukan pegawai negara, tapi pikiran dan tindakannya menjadi agen pembenar ideologi negara" kata prof Henri. 

Dia melanjutkan, di jaman Orde Baru, Pemerintah menggunakan dukungan intelektual, ulama, aktivis, seniman, dan bahkan wartawan untuk jadi ISA, pembenar otoritarianisme Orde Baru saat itu. Pembenar dan rasionalisasi Represi negara pada rakyatnya. 

"Ternyata Konsep ISA oleh Rezim Jokowi sekarang dipakai lagi" kata dia. 

Dia berujar, rezim Jokowi gunakan artis, influencer hingga ustad untuk muluskan kepentingan politik dinastinya. 

"Pemerintah dan partai pendukung rezim ini menggunakan artis, aktivis, ustad, yang punya kemampuan sebagai influencer dijadikan buzzer untuk menyuarakan kepentingan politik Dinasti, di berbagai platform media sosial" katanya 

"Suara rakyat dilawan dengan suara buzzer Ideological State Appatus yg dipelihara dan dibayar negara. Ini fakta yang diungkap dalam Podcast Deddy Corbuzier. Siapa saja mereka mungkin ada di sekeliling kita?" pungkasnya. (*) 

Afdal Namakule
Penulis