fin.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menyoroti potensi bahaya gempa megathrust yang mengancam Indonesia, mendorong urgensi mitigasi untuk mengurangi dampak bencana.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa meskipun isu ini bukan hal baru, pentingnya tindakan pencegahan dan persiapan harus menjadi prioritas.
“Isu megathrust ini bukanlah hal baru, tetapi kami ingin menekankan pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan,” ujar Dwikorita dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024 kemarin. Peringatan ini, menurutnya, bertujuan untuk mendorong tindakan nyata dari pemerintah daerah dan masyarakat.
Peringatan ini ditekankan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, yang memperingatkan bahwa dua zona megathrust utama di Indonesia – Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut – berpotensi mengalami gempa besar.
Kedua zona ini telah lama tidak mengalami aktivitas gempa signifikan, menimbulkan risiko "seismic gap" atau celah seismik yang bisa memicu bencana besar.
Daryono menekankan bahwa meskipun tidak ada peringatan dini, kesiapsiagaan harus diprioritaskan untuk mengurangi risiko. "Kita tidak bisa memprediksi kapan gempa megathrust akan terjadi, tetapi kita dapat mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk,” tambahnya.
Riwayat Gempa Megathrust di Indonesia
Indonesia berada di daerah yang sangat aktif secara seismik, dengan 13 megathrust yang mengelilingi negara ini.
Baca Juga
Berikut adalah riwayat beberapa megathrust utama dan potensi magnitudo maksimumnya menurut Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017:
1. Megathrust Andaman-Sumatra
- Potensi Magnitudo: 9,2
- Riwayat Gempa: 1881 (M 7,4), 1941 (M 7,6), 2004 (Mw 9,3) – gempa ini memicu tsunami Aceh yang menghancurkan.
2. Megathrust Nias-Simeulue
- Potensi Magnitudo: 8,9
- Riwayat Gempa: 1861 (M 8,5), 2005 (Mw 8,7)
3. Megathrust Batu
- Potensi Magnitudo: 8,2